Thursday, June 28, 2007

Maafkan Aku, Tuhan...

Mungkin posting-an ini agak sentimentil. Nangis-nangis nih abis nonton video ini:

http://jp.youtube.com/watch?v=4zo_xckScZM
(ada 7 seri, Mega recommend tonton semua!)

Terlepas dari berbagai konfrotasi apakah globalisasi memperlebar jurang yang kaya dan miskin, atau justru mendukung pertumbuhan ekonomi, ada satu kenyataan YANG BENAR BENAR NYATA bahwa masih banyak saudaraku di tanah air tercinta yang hidup dibawah bayang2 kemiskinan.
Tak punya uang untuk makan, untuk berobat, untuk sekolah... sepertinya sebuah cerita yang sangat umum.
Walaupun dari segi kebahagiaan jiwa, mungkin mereka bahagia, atau bahkan lebih bahagia dibanding orang kaya yang selalu gelisah dan tidak bahagia, namun melihat level hidup mereka, rasanya koq.... tidak adil buat mereka.
Salut sekali dengan pasrah dan percaya mereka pada Tuhan. Salut sekali! Sekaligus heran terhadap kaum berada, mengapa tak tergerak untuk berbuat sesuatu untuk menolong saudaranya. Atau setidaknya untuk yang terbiasa memakan harta yang bukan haknya, untuk sedikit menggunakan hati nurani mereka.
Sebelum banyak menyalahkan orang lain, mega harus melihat diri mega sendiri.
Pertama, mega bersyukur mega tak bekerja untuk perusahaan yang memperlakukan pekerja diluar peri kemanuasian. Lebih lanjut, perusahaanku bahkan ingin berkontribusi kepada dunia, betterment of the society, lewat pendidikan.
Namun yang kedua, ternyata...tampaknya selama ini Mega masih menggunakan gaji yang mega dapat secara kurang bijaksana. Hidup di sebuah negara maju seperti Jepang, dimana fasilitas nyaman menjadi sebuah standar, dan sangat umum, rasanya tidak belebihan bukan... bila aku pun menuntut gaya hidup yang sama. Normal lah! Nyaman menurut standar negara ini. Sebagai contoh, sebutlah pilihan mega akan sebuah apartment, walau mahal pilih dong yang baru, tempat OK, nyaman, dan sebagainya. Mencari yang murah bukan standar lag. Belum lagi fasilitas rumah, seperti kualitas tempat tidur, kursi, dsb-nya cari yang terbaik, bahkan sampai toilet set (dari mat, tempat tissue, dll maunya yang seragam dan cantik), oyaaa... bahkan pengharum ruangan.... rela mengeluarkan uang lebih demi pengharum ruangan yang terbaik. Kemudian gaya hidup...., fitness lah, ke salon, atau apalah.
Bahkan akhir2 ini mega sering menggunakan taxi, yang bahkan merupakan barang mewah di jepang. Bahkan adekku yang orang Jepang bilang: `Unbelieveble, Mega. Why do you have to call a taxi!`. Keren loh, tidak ada orang di perusahaan taxi itu yang tidak tau pelanggan namanya Mega, frequent user sih. Hehe.... hiks!
Atau bila mamah komentar, `mahal banget potong rambut di Jepang!`... , aku menjawab: `Yah Mah, ini kan Jepang...jangan bandingkan dengan Indonesia dong!`
Apakah itu berlebihan? Please...., tidaklah... untuk ukuran Jepang.
Namun....ketika diingatkan akan fenomena di negaraku......, deg! Ah mega, seandainya kamu pilih toilet set yang lebih murah...dan menggunakan uang itu untuk hal lain. Ngapain sih ngabisin uang untuk piknik or makan diluar mulu. Seandainya..., mau saja mengirit sedikit. Seandainya, mau sabar potong rambut di Indonesia daripada di Jepang. Malu aku kalau harus menyebutkan nilai nominal...dimana aku akan sangat mudah mengeluarkannya dalam sehari.
Aku seharusnya tak boleh lupa ya....
Walau hidup di negara ini..., namun aku harus selalu inget saudara di kampung.
Ya Tuhan, maafkan aku ...
Bagaimana dengan temen2?

Bagaimanapun, aku percaya membuat perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Yuk!

mega
-feeling guilty-

No comments:

 
Lilypie Maternity tickers