Thursday, January 27, 2005

`Bu Guru, kenapa harus ada yang jadi jahat?`

`Bagus sekali ..., anak2. latihan hari ini selesai ya!!` ibu guru menutup latihan drama itu.
Gadis kecil itu tampak mengemasi barang2nya. Ada kotak makan beserta botol minumnya yang udah kosong, udah habis tadi dibagi ama temen2.
`Bu Gulu` dipanggilnya ibu guru dengan aksen cadelnya.
`Iya ..., apa mega!`
`Kenapa cih, halus ada yang jadi jahat ... di dlama?` tanya sang gadis kecil
Sang bu Guru tak langsung menjawabnya, ada senyum kecil di bibirnya. Diraihnya gadis kecil itu dipangkuannya...
`sini ... mega!`

sejenak dipandangi gadis dipangkuannya itu.
`Karena ibu guru ..pingin mega belajar dari drama, kalo orang jahat pasti nanti akhirnya dapet balasan yang buruk. Sedang yang baik.. dapat hal yang baik juga.`
sang gadis kecil hanya terdiam, menatap lekat bu gurunya. mungkin keterbatasan perbendaharaan katanya ... yang membuatnya hanya terdiam.
`Tapi mega ga usah takut. semoga mega ga pernah ktemu orang jahat ya!`

-----------------------------------------------------------------------------------------

Percakapan singkat dengan Bu Guru di taman kanak-kanak itu terus lekat di ingatan, walo sudah berlalu hampir 15 tahun. Berbagai drama... aku mainkan kemudian, baik ketika menginjak sekolah dasar, maupun ketika sudah berganti seragam putih biru, namun tak pernah juga aku kebagian peran antogonis. Paling sering dapet kebagian peran putri.
15 tahun juga, aku tak pernah tuh ktemu orang jahat. Tak pernah juga menangis karena dijahatin orang. Hmm... tapi inget sekali..., mamah suka mengeluh.., `Mega tuh kalo dinakalin temennya tuh koq ya ga ngerti ..gitu lho, Pah!!`keluh mamahku ma papah.
Atau di lain waktu, mamahku setengah berteriak padaku, saking gemesnya liat aku dipukulin adekku ..diem aja. Kata mamah..aku malah tersenyum saja.
Ato pernah aku diajak mamah ..naik bis. Di dalam bis, ada adek kecil yang melet (menjulurkan lidah), aku tenang aja komentar `mamah..liat dedeknya lucu`. Mamahku nyampe pusing.., aduh ini anak.
Waktu mau ke Jepang, temenku ada yang setengah mati nahan aku untuk pergi, takut aku ktemu org jahat..n dijahatin ..n aku ga ngerti. Hihihi... aku cuma tertawa geli aja digituin.

Wah, jangan2 cuma aku ga ngerti aja ya..dijahatin orang.

Hmm... tapi beberapa waktu yang lalu, aku nangiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiis sodara2, karena ngerasa ada yang jahat ma aku. Hmmm... kalo dinget-inget, nangisnya lucu juga. Nyampe aku mikir, ya ampun mega... kamu tuh seharusnya nangis kayak gini tuh pas.. kamu masih TK gt loh.
Bener2..nangis, ambil ngadu ke Allah, ambil bilang `Allah.., kalo dia jahat ma aku. knapa aku harus baik ma dia, aku ga mau jadi orang baik... aku juga bisa koq jahat ma dia. Knapa aku harus jadi orang baik kalo kayak gini?`

hehe.. kalo diinget2 ... jadi geli. persis nangis anak kecil. Gila, telat 15 tahun buat nangis gara2 dijahatin orang.
Hmm... trus anehnya lagi, abis ngadu ma Allah, ee... orang yang aku pikir jahatin aku ... kena trouble. Hehe.. tapi pas itu aku dah ga ngerasa dia jahat koq, jadi udah bs bantuin deh.
Tapi kl inget histerisnya aku nangis..., bener2 ngerasa konyol

Dari kecil nyampe SMA, mungkin lingkunganku terbilang lingkungan baik2. Keluarga yang kooperatif demokratis, temen yang inspiring bin helping ;p, keluarga besar yang care banget, guru2 yang Ok, sekolah yang terjaga pergaulannya. What a perfect life!!
Sering denger sih.. waktu masih di SMA dulu, katanya anak SMA ku kalo dah lulus...pada kaget, `hah..inikah dunia nyata`... karena di SMA ku yang ada tuh yang jenis2 ideal dan teladan. wuiiih...
Hmm.., tapi setelah tinggal di Jepang ini, mega jadi tau `knapa di drama waktu jaman TK dulu harus ada yang jahat`
Akhirnya pertanyaan itu terjawab juga, walo harus nyampe Jepang dulu.
Disini .. udah beberapa kali ketemu org yang suka attack orang lain. Beberapa waktu lalu juga... aku diattack orang. Sebetulnya ga sadar sih. Baru sadar, setelah temen2 mengirimkan email dukungan ke aku, atau sekedar menepuk bahuku.., atau pada protes, `Meg, kamu koq ga defense sih!`
Dan aku cuma tanya, `emang tadi dia attack aku?`
`Iya laaah, masak kamu ga sadar!`
`Hmm.. kerasa sih`
`Trus.. tadi reaksiku gmana?`
`Reaksimu biasa aja gt, ga defense!`

Habis itu.., baru deh kerasa kalo hati ini sakit juga, trus ke toilet.., hehe.. kl keinget jadi geli... di toilet tumpah deh airmata ini.

`Kenapa cih, harus ada yang jahat... di dlama?` tanya sang gadis kecil.

it`s real life ..., my dear!


dari UmmuThoriq

Assalamu alaikum!

temen-temen yang butuh suplemen ghirrah dan doping semangat beribadah (aku tuh ;( ), baca deh cerita2 sederhana yang melembutkan hati. It works ...
Hari ini juga, mengunjungi site-nya ummuthoriq, find many inspiring stories deh. Trus akhirnya izin ke ummuthoriq buat muat ceritanya disini. Jazakillah khair UmmuThoriq. Wah..UmmuThoriq juga kasih mega semangat buat nulis. Hik, gambarimasu inshaAllah

UmmuThoriq site = http://ummuthoriq.freeserverhost.com/

Trus ini ya aku quote tulisan ummuThoriq tentang muallaf. Akhir2 ini benar2 terobsesi ama para muallaf yang keren2 ...abisnya aku ga mau kalaaaaah!!!!

kukemasi percik semangat... , kutambal ghirrah ini
saatnya BERLARI!!!!

Secercah hidayah di negri sakura

Kisah pertama, Abdussalam : "Allah maha kuasa untuk membukakan hidayah"

Sore itu saya dan kedua anakku membantu di dapur seorang sahabat, karena malamnya akan ada tamu nihonjin sekalian acara silaturahmi dengan warga muslim Indonesia di Sapporo. Waktu saya datang, kebetulan semua masakan sudah beres maka kami pun akhirnya hanya berbincang bincang tentang nihonjin yang akan datang. Sahabatku itu memang sering bercerita tentang tamu yang akan datang, seorang nihonjin yang dia kenal sewaktu naik haji tahun lalu, tapi sama sekali tak terlintas di benakku suatu keistimewaan tersendiri selain rasa syukur ada seorang Jepang yang masuk islam tentunya, dan itu memang sebuah hal yang istimewa.
Tapi ketika tamu tersebut datang, aku agak terkesima, bukan sosok charming-nya yang menarik perhatianku tapi tanda hitam di dahinya, tanda bahwa ia telah banyak bersujud, Masya Allah.. , Belum lagi pancaran wajahnya yang menunjukkan ketenangan batin sedikitnya membetot rasa simpati. Salam yang diucapkannya pun begitu lancar, disusul dengan sapaan dalam bahasa Indonesia menunjukkan keramahannnya.
Kekagumanku bertambah ketika ia bercerita tentang bagaimana ia menggapai hidayah, benar-benar seorang pilihan Allah. Tapi karena disampaikan dalam nihongo, maka saya pun hanya menebak nebak ajah isi ceritanya. Alhamdulillah besok malamnya saya berkesempatan sekali lagi mendengar ceritanya ketika pertemuan di mesjid, kali ini ada penerjemahnya ke bahasa Inggris.
Berikut penuturannya, Namanya Abdussalam,umurnya 30 th, ia baru memeluk islam 4 th yang lalu. Awalnya ia bekerja di sebuah perusahaan di Tokyo dengan gaji yang cukup besar. Ia dulu menyangka bahawa uang bisa memberi kebahagiaan, tapi ternyata sebaliknya, ia tidak punya waktu untuk diri sendiri, ia tidak merasa bahagia. Akhirnya pada tahun 1998, ia mengambil cuti selama satu bulan dan pulang ke rumah orang tua nya di Sendai. Ibunya adalah orang Indonesia dan ayahnya seorang Jepang, keluarganya adalah pemeluk kristen yang taat.
Suatu hari, pukul 5 pagi ia dibangunkan oleh suara nyanyian asing (yang belakangan diketahuinya adalah adzan). Saat itu ia tidak terlalu peduli, tapi pada keesokkan harinya berulang lagi dan ia melihat seorang tua berjubah putih sedang melakukan gerakan-gerakan aneh di kamarnya (yang belakangan diketahuinya adalah shalat). Kejadian tersebut berlangsung setiap hari selama satu minggu. Ia penasaran, kenapa "yure" (hantu/jin) ini tidak menganggu dan menakuti nakutinya, malah seakan tidak peduli denganku nih, maka ia bertanya pada ibunya. Ibunya pun menerangkan mungkin itu "yure" nya orang islam. Islam.. islam.. sebuah kosakata baru baginya.
Ia pun kembali ke tempat kerja, dan suatu hari berkesempatan ada pekerjaan di Indonesia. Ia pun kemudian mencari tahu ttg islam dengan membeli banyak buku.Hingga suatu hari di tahun 2000, saat itu pun ia sedang di Sendai, ia bermimpi didatangi oleh orang tua berjubah putih (yang 2 tahun lalu dilihatnya shalat) kemudian ia diajak naik tangga menuju langit, di atas langit ia melihat sebuah bangunan. Disana ia dengan lancar seolah olah mengucap syahadat sebanyak 2 kali. Ketika bangun, ia tersentak dan berkata inilah saatnya aku masuk islam, keyakinannya sudah mantap. Ketika dibicarakan dengan ibunya, Alhamdulillah ibunya pun setuju dan menyuruh dia bersungguh sungguh karena menjadi muslim itu berat, banyak kewajiban yang harus ditunaikan.
Hari itu juga ia naik shinkansen pertama menuju Tokyo, seluruh Tokyo ia telusuri untuk menncari Masjid, tapi tidak ditemuinya Masjid karena ia tidak tahu harus bertanya kemana. Akhirnya ia pun terbang ke Indonesia dan mengucap syahadat disana, selama 3 hari ia belajar islam secara kilat, banyak buku buku islam dibawanya.
Ia berfikir kalau seorang muslim shalat sejak umur 5 tahun, berarti ia ketinggalan tidak shalat selama 11 tahun, kalo 11 kali 5 kali 365 berapa banyaknya shalat yang ia tinggalkan, belum lagi bacaan al fatihah setiap rakaatnya. wah ia merasa sangat harus bersungguh sungguh membayar shalat yang belum tertunaikan, semoga diberi kepanjangan umur.
Ia pun bercerita beberapa pengalamannya ketika sudah menjadi muslim. Suatu hari mengantar orang-orang indonesia JICA ke bandara Narita.Dari rumah ia membawa uang sekitar 15 ribu yen, untuk tiket pp Ueono-Narita diperlukan 4000 yen, maka uangnya tinggal 11 ribu yen. Ketika mengantar orang-orang ia bertanya, apakah sudah pada makan? mereka menjawab belum, maka ia pun mengajak makan ke sebuah restoran, walhasil ternyata ongkos makan semua orang adalah 10300 yen. Maka ia pun pulang ke ueno dengan mengantongi uang 700 yen saja. Ketika akan keluar dari Ueno eki, ia melihat seorang muslimah Egypt kerepotan dengan bawaannya, maka ia pun menawarkan bantuan untuk mengangkatkan barang-barang. Kemudian muslimah tersebut bertanya ongkos ke saitama berapa yah? ia ingin ke Saitama tapi cuman punya 1000 yen, dengan pe de nya ia menjawab, ah cukup..cukup..ternyata sesampainya di pembelian karcis, ongkos ke saitama adalah 1700... glek, ia pun merogoh sakunya dan memberikan 700 yen , pas banget deh 1700 yen jadinya. Tapi ia pun khawatir muslimah tersebut ada keperluan lain, ia pun melangkah ke ATM, ternyata di ATM uangnya tinggal 280 yen. Jadilah ia hanya memberikan semua uang sisa miliknya yang 700 yen. Muslimah tersebut terharu, dan meminta alamatnya supaya dapat menggantikan uangnya, tapi ia menolak, karena jika ia mendapat ganti dari muslimah tersebut maka ia tidak mendapat bagian dari Allah. Ia pun berkata, "halal..halal..",
tapi kemudian muslimah tersebut memberikan banyak barang-barang Egypt yang bila dikalkulasikan akan lebih dari 700 yen.
Tinggallah ia sendiri yang bingung, akhirnya diambil keputusan akan berjalan kaki ke rumahnya yang akan memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Ketika sampai ke luar eki, handphone nya berbunyi, ternyata seorang temannya bertanya, dimana ia sekarang, karena temannya tersebut bermaksud mengajak ke cafe di sekitar Ueno eki untuk membicarakan tentang pekerjaan. Ah, kebetulan ia memang berada di sana. Ia pun menjelaskan bahwa ia tidak punya uang, walaupun untuk membeli segelas teh di cafe tersebut (seperti kebiasaan orang Jepang jika bertemu, tentu harus mengeluarkan uang untuk makan dan minum). Temannya menjawab, tak apa apa, semua ditanggung oleh temannya itu.
Bertemulah ia dengan temannya, setelah 2 jam berlalu, tiba-tiba temannya itu mengeluarkan semua isi dompetnya dan meletakkan di meja. Tentu saja ia kaget, tapi temannya menjelaskan,"Ambil semua uang ini, tidak tahu berapa, selama ini kamu telah membantuku dalam banyak hal, sekarang aku ingin memberikan sesuatu untukmu".
Temannya pun berlalu, ketika dihitung semua uang itu ada 70 ribu yen, sebuah jumlah yang besar. Ingin rasanya ia menangis saat itu, sungguh besar kuasa Allah. Ia merasa tidak pernah salah saya memilih islam. Rasa cintanya pada Allah dan Islam pun semakin membuncah.
Pengalamannya yang lain, waktu itu ia sedang di berada di luar, hujan turun dengan derasnya, padahal waktu shalat telah tiba. Ia tidak menemukan tempat yang cocok untuk shalat. Maka ia pun mengetuk sebuah pintu rumah, dan meminta ijin pada tuan rumahnya (dalam nihongo tentunya):"Maaf, bolehkah saya meminjam satu tatami saja, selama 10 menit?"Kontan saja tuan rumah heran dan bertanya " untuk apa?"Dijawabnya, "Saya muslim, saat ini saya harus shalat, 10 menit saja, waktu saya terbatas, maaf saya tidak menjelaskan panjang"Akhirnya tuan rumah pun mengijinkannya. Sepanjang shalat, tuan rumah memperhatikan dengan seksama dan terheran heran. Setelah selesai shalat, ia pun pamit tapi dicegah oleh tuan rumah."Sebentar minum teh dulu, saya ingin tahu apa yang anda lakukan tadi?""Ooo, itu shalat..." ia pun menjelaskan tentang shalat dan islamTuan rumah makin tertarik, ia pun mengeluarkan kue-kue sambil terus berbincang.Hari itu, ia merasa beruntung, karena mendapat kesempatan shalat plus teh dan kue, serta kesempatan memperkenalkan islam.
Di hari yang lain, ia shalat di sebuah taman, lewatlah seorang Shinto, Shinto tersebut adalah pemukul genta di kuilnya. Si Shinto sangat tertarik dengan gerakan-gerakan shalat dan bertanya, apa yang sedang dilakukannya. Sebenarnya banyak jawaban dan penjelasan tentang shalat yang bisa diberikan, tapi waktu itu ia hanya menjawab satu hal saja:" Manusia itu lemah, sekuat kuatnya ia suatu waktu pasti butuh tempat bergantung dan mengadu, dan Allah adalah tempat mengadu paling baik, tadi saya shalat sebagai sarana mengadu kepada Allah"
Shinto itu pun kagum, dan meminta alamatnya, kemudian mereka pun bersurat suratan. Akhirnya dengan ijin Allah, si Shinto tersebut 6 bulan lalu telah menjadi muslim, alhamdulillah. Maha besar Allah yang telah mebukakan pintu-pintu hidayah.
Setelah berislam, ia merasa tidak boleh meninggalkan shalat walaupun di tempat kerja. Rupanya atasannya merasa keberatan karena ia meminta waktu untuk shalat, padahal hanya 10 menit saja. Karena alasan itu, maka ia keluar dari tempat kerjanya yang sudah mapan. Ia berfikir bahwa Allah Maha Kaya, rejeki Allah tersebar di muka bumi ini, daripada harus meninggalkan shalat lebih baik ia keluar dari pekerjaan. Ternyata memang, jalan hidupnya terasa lebih indah, Allah bukakan keberkahan rejeki. Ia pun berkesempatan naik haji tahun lalu bersama rombongan dari Arabic Islamic Institute Tokyo dan disana bertemu dengan sahabat saya beserta suaminya yang juga nihonjin. Ukhuwah pun terjalin, dan akhirnya ia bisa sampai ke Sapporo bertemu kami, masyarakat muslim Sapporo. Hari ini Ia sudah kembali, tapi banyak kenangan yang tersisa, sebuah semangat dalam berislam, keyakinan bahwa islam adalah agama yang benar, semangat untuk menyebarkan islam ini ke semua orang. Ada satu perkataannya lagi yang membekas di hatiku, Andai orang bilang islam ini buruk, sesungguhnya Islam itu tidaklah buruk, saya lah sebagai orang islamnya yang buruk, yang tidak dapat memperlihatkan kebaikan islam, jadi mari kita sebarkan bahwa islam ini adalah agama yang baik tidak dengan banyak bicara tapi dengan perbuatan. Ketika orang-orang islam sudah baik dan berbuat baik, maka Islam akan terlihat baik.
--------------------------------------

Kisah ke dua, AbdulHaq : "Pergi ke Inggris belajar musik, pulang menjadi da'i"

Satu orang lagi nihonjin muslim yang membekas dalam ingatanku adalah AbdulHaq.Ia datang ke Sapporo sekitar tahun 2002 bersama rombongan dakwah dari Tokyo. Sekilas tidak tampak ke-Jepang-annya karena jenggot panjang telah menghias wajahnya dilengkapi pakaian ala muslim. Bacaan Al Quran nya pun sudah sangat fasih bahkan hapal beberapa surat. Pertama bertemu tentu kita akan menyangka ia telah masuk islam puluhan tahun, tapi ternyata tidak..., ia baru saja memeluk islam 3- 4 tahun !!, Subhanallah... bisa dibayangkan betapa bersemangatnnya ia mengkaji islam sehingga bisa memperoleh hasil yang luar biasa pada waktu sesingkat itu. Tentu saja sosoknya yang "nyentrik" membuat kami penasaran bagaimana ia bisa tersentuh islam, tapi mhh..ia adalah Seorang sosok da'i yang selain penuh semangat, juga tawadhu, sampai sampai ia tidak banyak bercerita tentang bagaimana awalnya memeluk islam.
Berikut ini hanya sekelumit kisahnya yang terungkap. Sebelumnya ia sama sekali tidak mengenal islam, dari dulu ia banyak menaruh minat pada musik sehingga pada suatu hari ia berangkat ke inggris khusus untuk belajar musik. Sesampainya di inggris ia malah bertemu dengan banyak orang-orang islam. Ia pun banyak bersentuhan dengan mereka dan kemudian tertarik islam. Akhirnya ia pun mengikrarkan 2 kalimah syahadat disana. Kemudian sungguh-sungguh mempelajari dan mempraktekkan islam, ia pun banyak ikut rombongan dakwah ke berbagai tempat. Semangat islam dan dakwahnya pun semakin terasah sampai suatu hari Allah mengijinkan bertemu kami di Sapporo.
Tidak banyak cerita tentang bagaimana masuk islamnya AbdulHaq ini, tapi cukuplah sosoknya yang banyak bercerita.Penampilannya menunjukkan bahwa ia mencintai islam sehingga ia ingin tampak sebagai seorang muslim, tidak hanya itu ia pun bersungguh sungguh mempelajari Al Quran sehingga dapat lancar membacanya, suatu hal yang biasanya sangat sukar dilakukan oleh seorang Jepang karena logat arab sukar diikuti oleh lidah mereka. Semoga kita dapat mewarisi semangatnya dalam berislam, amin.
--------------------------------------
Kisah ke tiga, Ibrahim : "Jatuh cinta pada islam sejak pandangan pertama"

Kisah ini diceritakan oleh seorang Pakistan pada tahun 1999 kepada seorang teman, Alhamdulillah dengan ijin Allah cerita ini sampai juga ke saya. Saat itu saya masih di Indonesia belum ada bayangan sama sekali akan ke Jepang, rupanya bau bau Jepang sudah menghampiri ;). Kisahnya terjadi sudah lama sekali, tapi rupanya begitu mengesankan sehingga masih teringat sampai sekarang.
Orang Pakistan itu bercerita, sekitar 17 tahun sebelum tahun 1999 atau tahun 1982 ia beserta kawan kawan Pakistan berjumlah 6 orang semuanya pergi menuju Jepang dalam rombongan dakwah. Saat itu mereka sama sekali tidak tahu harus ke mana, mungkin informasi tidak semudah jaman sekarang untuk didapat. Mereka tidak tahu dimana saja ada orang islam di Jepang. Akhirnya mereka meningap di bandara selama satu minggu. Selama itu mereka melaksanakan program harian, membaca Al Quran, shalat juga membuat talim, perlahan lahan setiap kesempatan dimanfaatkan untuk mengenalkan islam ke orang-orang yang mereka temui. Rupanya menginap di bandara satu minggu tidak diperbolehkan :), akhirnya mereka pun menyewa sebuah apato mungil di sekitar Tokyo.
Disana mereka membuat program harian seperti di bandara sambil tetap berusaha mencari tahu keberadaan orang-orang islam dengan bantuan buku telepon!. Saking sempitnya ruangan, ketika program, pintu dan jendela dibuka. Suatu hari, lewatlah seorang anak muda di depan apato tsb, anak muda tersebut berhenti dan tertegun melihat orang-orang asing. Dipanggilnya lah anak muda tersebut masuk ke dalam."Apakah kamu mau mendengar sebuah cerita menarik?""Ya, cerita apakah itu?" jawab anak muda tersebut"Cerita tentang islam, semua ada di dalam Al Quran, mari masuk, akan kami bacakan cerita tsb" sambut anggota rombongan.
Masuklah anak muda tersebut dan mendengarkan ayat-ayat Al Qur'an. Kebetulan anak muda tersebut fasih berbahasa Inggris karena ibunya adalah guru bahasa Inggris, sehingga komunikasi terjalin lancar. Semakin dibacakan, semakin tertarik lah anak muda tersebut akan islam. Esok harinya ia pun datang lagi... pun keesokkan harinya sampai satu minggu ia setiap hari ikut mendengarkan tentang islam.
Di hari ke-7, anak muda tersebut berhalangan hadir,kebetulan juga rombongan akan pindah ke Kyushu. Rupanya pencarian keberadaan orang islam di sekitar Tokyo berhasil, mereka bisa menemukan islamic center dan beberapa orang islam. Salah seorang Pakistan yang bermukim di Tokyo mengajak mereka untuk berdakwah di Kyushu, kabarnya di sana juga ada beberapa orang islam.
Ketika di Kyushu, mereka pergi berkeliling dari pagi sampai malam. Suatu malam ketika mereka pulang, alangkah terkejutnya mereka karena anak muda dari Tokyo tadi telah menunggu di pintu. Rupanya ia masih tertarik untuk mendengarkan tentang islam."Kenapa pergi tidak bilang-bilang" protes anak muda tersebut"Masya Allah, kami tidak menyangka engkau masih tertarik, jika engkau masih ingin mendengar kisah tentang islam, marilah ikut bersama kami disini" jawab rombongan tersebut.
Akhirnya anak muda tersebut menginap bersama rombongan di Kyushu selama 10 hari. Ia tekun mempelajari islam. Pada hari ke-10 rombongan tersebut akan pulang kembali ke Pakistan. Tapi anak muda tersebut dengan mantap berkata, saya akan masuk islam. Pada hari itu jadilah ia seorang muslim dan berganti nama menjadi Ibrahim. Tapi kemudian ia risau, bagaimana ia berislam, siapa yang akan membimbingnya, padahal orang islam di Jepang pada saat itu masih sedikit dan belum ada majelis majelis ilmu.
Ia pun mengambil keputusan untuk ikut ke Pakistan, sayangnya pada waktu itu tiket sudah habis. Di Bandara rombongan merasa sedih, karena ada seseorang yang baru masuk islam, tapi mereka tinggalkan tanpa bimbingan. Tapi Allah maha Kuasa, tiba-tiba datanglah Ibrahim (anak muda tadi) dengan perbekalan, Alhamdulillah ia berhasil mendapatkan tiket dan segera menyusul untuk ikut ke Pakistan.
Di Pakistan ia meluangkan beberapa waktu untuk mengkaji islam dan aktif mengikuti rombongan dakwah. Sehingga ketika kembali ke Jepang sudah bisa mengamalkan islam. Tak lupa ia pun aktif berdakwah di Jepang sampai sekarang. Alhamdulillah sudah banyak orang Jepang masuk islam di tangannya.Maha Rahman Allah, yang telah memberikan cahaya kepada ummat-Nya sehingga ia bisa menjadi pemantul cahaya tersebut. Ibarat melempar batu ke danau, walaupun kita hanya melempar ke satu tempat, tapi riaknya akan sampai ke tepi danau.
keterangan :
nihon = Jepang
nihonjin = orang Jepang
nihongo = bahasa JepangS
apporo = nama kota di Jepang bagian utara terletak di di 141o LS, 43o LU
Tokyo = ibu kota Jepang
Kyushu = pulau di Jepang bagian selatan
Sendai = juga nama kota di Jepang terletak di 141o LS, 138o LU
Saitama = nama kota 24 km sebelah utara Tokyo, 139o LS , 35o LU
Narita = bandar udara di Tokyo
Ueno = nama tempat di Tokyo
eki = stasiun kereta api
shinkansen = kereta cepat
apato = apartemen

Tuesday, January 25, 2005

Sejenak... dari report!

Hmm... hari-hari menjelang berakhirnya semester nih. Tinggal 1 report International trade and ujian Financial Istitution and market. Ini juga baru ngerjain report, capeeek... jadi kyukei (istirahat-red) dulu.., sambil minum jahe hangat. Kalo dipikir-pikir sejak kapan ya.. aku suka minum jahe. Abisnya disini harus jaga kondisi nih, ga ada keluarga..., kalo sakit kan ngerepotin temen... dakara tadi abis keujanan... sekarang njahe dulu.
Btw, ini hari selasa ya? Tadi lupa buang sampah deh. Hiks.., abisnya aku pagi2 tadi ke Oita Nyuukan ..nyari re-entry. Cerita apa ya? cerita sampah aja yuk. hahha... seems not interesting yah. Sure!!!!

Buang Sampah di Jepang

Buang sampah di Jepang tuh ga kayak di Indo, yang udah syukur dibuang di tempat sampah, nah.. kalo di sini buang sampah harus dipisah2 antara burnable/ moeru gomi, unburnable/ moenai gomi, trus ada juga sampah botol2 gitu. Hari buang sampahnya juga diatur. Kayak hari selasa ..itu adalah jadwal sampah burnable. Jadi kita harus taruh sampah burnable itu di pos2 tertentu... nanti ada truk sampah yang bercat funky dateng n bawa sampah kita. Kalo truknya mau dateng tuh, dari jauh dah kedengaran..lagunya yang khas. Jadi kita cepet2 taruh sampah tuh.
Trus lagi, sampah itu juga harus ditaruh dalam plastik khusus yang warnanya khusus pula, seperti:
hijau = burnable
merah = apa ya? botol2an kali
huehehhe...lupa..sori sodara2 ..karena tugas saya adalah membuang sampah burnable ya... jadi saya ga tau yang lain.
Nah.. kalo hari selasa pa jumat gini yang notebene adalah hari sampah burnable...sepanjang jalan tuh jadi ijo tuh lho..., berderet..plastik2 sampah.
Trus gimana kalo... kita salah memasukkan sampah. Misalnya sampah burnable..masuk ke unburnable? hehhehe... terang ga bakal diambil ama pak sampah. Trus gimana ... ya ambil lagi tuh sampah.. daripada nanti diprotes tetangga.
Susah deh ngapalin.. sampah A masuk apa.., sampah B, masuk apa. Bahkan ada yang... botol masuk bagian pet botol..trus tutupnya masuk burnable. Oalah..repot.
Nyampe dulu..pas pertama dateng ke sini, di univ ku ada lomba membuang sampah. Hhaha... buat latihan org internasional.

Yah.. begitulah sekilas inpo ttg sampah. yah.. lupa buang sampah nih, harus nunggu hari jumat.
Dah..ah back to report yaaaaa!!!

around HIM

Hari ini dikasih tau ameena ..sites bagus deh. Coba deh.. check it out:
http://english.islamway.com/bindex.php?section=invitation http://www.b4death.com/my/last.swf

Oya..., hari ini.. aku juga baca tentang Yusuf islam alias Cat stevens. Inspiring deh..! aku copy paste sini yah.

source : http://english.islamway.com/bindex.php?section=article&id=146

Cat Stevens : How I came to Islam

All I have to say is all what you know already, to confirm what you already know, the message of the Prophet (Sallallahu alaihi wa sallam) as given by God - the Religion of Truth. As human beings we are given a consciousness and a duty that has placed us at the top of creation. Man is created to be God's deputy on earth, and it is important to realize the obligation to rid ourselves of all illusions and to make our lives a preparation for the next life. Anybody who misses this chance is not likely to be given another, to be brought back again and again, because it says in Qur'an Majeed that when man is brought to account, he will say, {O Lord, send us back and give us another chance} The Lord will say, {If I send you back you will do the same}
MY EARLY RELIGIOUS UPBRINGING
I was brought up in the modern world of all the luxury and the high life of show business. I was born in a Christian home, but we know that every child is born in his original nature - it is only his parents that turn him to this or that religion. I was given this religion (Christianity) and thought this way. I was taught that God exists, but there was no direct contact with God, so we had to make contact with Him through Jesus - he was in fact the door to God. This was more or less accepted by me, but I did not swallow it all.
I looked at some of the statues of Jesus; they were just stones with no life. And when they said that God is three, I was puzzled even more but could not argue. I more or less believed it, because I had to have respect for the faith of my parents.
POP STAR
Gradually I became alienated from this religious upbringing. I started making music. I wanted to be a big star. All those things I saw in the films and on the media took hold of me, and perhaps I thought this was my God, the goal of making money. I had an uncle who had a beautiful car. "Well," I said, "he has it made. He has a lot of money." The people around me influenced me to think that this was it; this world was their God.
I decided then that this was the life for me; to make a lot of money, have a 'great life.' Now my examples were the pop stars. I started making songs, but deep down I had a feeling for humanity, a feeling that if I became rich I would help the needy. (It says in the Qur'an, we make a promise, but when we make something, we want to hold onto it and become greedy.)
So what happened was that I became very famous. I was still a teenager, my name and photo were splashed in all the media. They made me larger than life, so I wanted to live larger than life and the only way to do that was to be intoxicated (with liquor and drugs).
IN HOSPITAL
After a year of financial success and 'high' living, I became very ill, contracted TB and had to be hospitalized. It was then that I started to think: What was to happen to me? Was I just a body, and my goal in life was merely to satisfy this body? I realized now that this calamity was a blessing given to me by Allah, a chance to open my eyes - "Why am I here? Why am I in bed?" - and I started looking for some of the answers. At that time there was great interest in the Eastern mysticism. I began reading, and the first thing I began to become aware of was death, and that the soul moves on; it does not stop. I felt I was taking the road to bliss and high accomplishment. I started meditating and even became a vegetarian. I now believed in 'peace and flower power,' and this was the general trend. But what I did believe in particular was that I was not just a body. This awareness came to me at the hospital.
One day when I was walking and I was caught in the rain, I began running to the shelter and then I realized, 'Wait a minute, my body is getting wet, my body is telling me I am getting wet.' This made me think of a saying that the body is like a donkey, and it has to be trained where it has to go. Otherwise, the donkey will lead you where it wants to go.
Then I realized I had a will, a God-given gift: follow the will of God. I was fascinated by the new termino- logy I was learning in the Eastern religion. By now I was fed up with Christianity. I started making music again and this time I started reflecting my own thoughts. I remember the lyric of one of my songs. It goes like this: "I wish I knew, I wish I knew what makes the Heaven, what makes the Hell. Do I get to know You in my bed or some dusty cell while others reach the big hotel?" and I knew I was on the Path.
I also wrote another song, "The Way to Find God Out." I became even more famous in the world of music. I really had a difficult time because I was getting rich and famous, and at the same time, I was sincerely searching for the Truth. Then I came to a stage where I decided that Buddhism is all right and noble, but I was not ready to leave the world. I was too attached to the world and was not prepared to become a monk and to isolate myself from society.
I tried Zen and Ching, numerology, tarot cards and astrology. I tried to look back into the Bible and could not find anything. At this time I did not know anything about Islam, and then, what I regarded as a miracle occurred. My brother had visited the mosque in Jerusalem and was greatly impressed that while on the one hand it throbbed with life (unlike the churches and synagogues which were empty), on the other hand, an atmosphere of peace and tranquillity prevailed.
THE QUR'AN
When he came to London he brought back a translation of the Qur'an, which he gave to me. He did not become a Muslim, but he felt something in this religion, and thought I might find something in it also.
And when I received the book, a guidance that would explain everything to me - who I was; what was the purpose of life; what was the reality and what would be the reality; and where I came from - I realized that this was the true religion; religion not in the sense the West understands it, not the type for only your old age. In the West, whoever wishes to embrace a religion and make it his only way of life is deemed a fanatic. I was not a fanatic, I was at first confused between the body and the soul. Then I realized that the body and soul are not apart and you don't have to go to the mountain to be religious. We must follow the will of God. Then we can rise higher than the angels. The first thing I wanted to do now was to be a Muslim.
I realized that everything belongs to God, that slumber does not overtake Him. He created everything. At this point I began to lose the pride in me, because hereto I had thought the reason I was here was because of my own greatness. But I realized that I did not create myself, and the whole purpose of my being here was to submit to the teaching that has been perfected by the religion we know as Al-Islam. At this point I started discovering my faith. I felt I was a Muslim. On reading the Qur'an, I now realized that all the Prophets sent by God brought the same message. Why then were the Jews and Christians different? I know now how the Jews did not accept Jesus as the Messiah and that they had changed His Word. Even the Christians misunderstand God's Word and called Jesus the son of God. Everything made so much sense. This is the beauty of the Qur'an; it asks you to reflect and reason, and not to worship the sun or moon but the One Who has created everything. The Qur'an asks man to reflect upon the sun and moon and God's creation in general. Do you realize how different the sun is from the moon? They are at varying distances from the earth, yet appear the same size to us; at times one seems to overlap the other.
Even when many of the astronauts go to space, they see the insignificant size of the earth and vastness of space. They become very religious, because they have seen the Signs of Allah.
When I read the Qur'an further, it talked about prayer, kindness and charity. I was not a Muslim yet, but I felt that the only answer for me was the Qur'an, and God had sent it to me, and I kept it a secret. But the Qur'an also speaks on different l I began to understand it on anothlevel, where the Qur'an says, {Those who believe do not take disbelievers for friends and the believers are brothers} Thus at this point I wished to meet my Muslim brothers.
CONVERSION
Then I decided to journey to Jerusalem (as my brother had done). At Jerusalem, I went to the mosque and sat down. A man asked me what I wanted. I told him I was a Muslim. He asked what was my name. I told him, "Stevens." He was confused. I then joined the prayer, though not so successfully. Back in London, I met a sister called Nafisa. I told her I wanted to embrace Islam and she directed me to the New Regent Mosque. This was in 1977, about one and a half years after I received the Qur'an.
Now I realized that I must get rid of my pride, get rid of Iblis, and face one direction. So on a Friday, after Jumma' I went to the Imam and declared my faith (the Kalima) at this hands. You have before you someone who had achieved fame and fortune. But guidance was something that eluded me, no matter how hard I tried, until I was shown the Qur'an. Now I realize I can get in direct contact with God, unlike Christianity or any other religion. As one Hindu lady told me, "You don't understand the Hindus. We believe in one God; we use these objects (idols) to merely concentrate." What she was saying was that in order to reach God, one has to create associates, that are idols for the purpose. But Islam removes all these barriers. The only thing that moves the believers from the disbelievers is the salat. This is the process of purification.
Finally I wish to say that everything I do is for the pleasure of Allah and pray that you gain some inspirations from my experiences. Furthermore, I would like to stress that I did not come into contact with any
Muslim before I embraced Islam. I read the Qur'an first and realized that no person is perfect. Islam is perfect, and if we imitate the conduct of the Holy Prophet (Sallallahu alaihi wa sallam) we will be successful. May Allah give us guidance to follow the path of the ummah of Muhammad (Sallallahu alaihi wa sallam). Ameen!

Sunday, January 23, 2005

malu, katalisator Iman-ku!

Hidup di sebuah negara sekuler yang jauh dari komunitas besar muslim, ternyata membawa sebuah pengalaman tersendiri yang special. Ibaratnya kalo sebuah autobiography, pasti udah bisa dibikin chapter tersendiri ;p. Trus itu pasti jadi chapter favoritku. Iya dong, habis siapa sangka sih.., di lingkungan yang ga mendukung spt ini malah semakin sadar WHAT TO BE A MUSLIMAH MEANS. Ancur banget tuh english, yah intinya tuh semakin bs menghayati ... hidup beragama. Bukannya riya loh, tapi sungguh bersyukur banget. Kekhawatiran awal kayak `duh masih bs istiqamah ga ya?` or ketakutan-ketakutan akan degradasi taqwa lainnya belum terbukti sejauh ini. Semoga ga akan pernah deh, Naudzubillah. Abisnya kalo ... melihat experience pas ke Jepang pas AFS dulu .. hmmm... pas kebetulan 9/11.. berat gitu deh.. being a muslim.

What happens here is ... semakin menyadari identitas diri sebagai muslim. Apalagi pake jilbab gini, orang mana sih ..yang kagak ngerti kalo aku orang Islam. Apalagi Islam makin populer gini..! Pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan temen2 atheis seperti
`what are the evidences of the GOD existence?` ato
`Why do we need GOD?` ato
`Why do you wear this scarf` sambil nunjuk2 jilbab manisku (hehe.. ngaku2 manis bentar yah, kagak boleh protes, ini juga blog-ku wee).
Trus yang lebih jauh lagi, `I heard that in Islam, man can have 4 wives` ato
`I heard that in Islam, woman has lower position..,
`why dont u eat Pork` itu yang bahasa inggris.. yang bahasa Jepang `nande butaniku taberarenai no?`
hehe.. sama aja ya..intinya pertanyaan-pertanyaan seperti itulah.

Kalo ga ada persiapan.. ditanyain macem2 ama org yg macem2 juga..bisa gelagepan (baca: kewalahan). Trus diem2 nih, aku ya research. Abis malu dong kalo ga bisa jawab. hehe ..udah ngaku2 muslim, kagak tau arti sebagai orang muslim. NO WAY..!

Trus, gradually ..know what? My knowledge has been improving. Wah.. walo dikit, at least i started to understand little bit about my religion. At least started to enjoy studying about Islam. Yang semakin dipelajari, semakin terbukti kebenarannya, semakin keren kelihatannya, semakin cinta jadinya. Ya..Allah!!! million smiles deh..

Itu baru satu katalisator ..., belum lagi katalisator lain seperti persaingan dengan para muallaf. Ih.. maap-maap ..bahasanya provoke banget sih. Maksudnya.. ngeliat para muallaf, orang2 yang baru masuk Islam pada rajin menggali tentang Islam... kan ya malu tho..kl kita juga ga kayak gitu. Contohnya aja gadis Jepang yang masuk Islam ..setaon yang lalu itu. Namanya Ameena. Hafalannya masyaAllah cepet sekali.. tiap pertemuan Quran Class pasti ada progress.., tambah hafalan surat pendek. Aku nyampe bengong, kalo secara matematis.. wah dia bakalan nyamain hafalanku berapa lama ya. Yang udah 20 tahun jadi Muslim ini, hafalan belum lulus2 juga Juz Amma. Bukan cuma itu, koleksi hadistnya buanyak banget deh. Suatu saat dia menghampiriku..bilang gini
` Ne..ne .. kono hadist shiteiru..?, kore wa watashi no ichiban daisuki na hadist dayo!!` (eh..eh, kamu tau hadis ini ga? Ini hadis favoritku lho`.
Aku dengerin hadis yang dibacanya kemudian, trus exciting.. hadist itu kesukaanku juga!!! Love her so much. ga cuma itu aja... , dia tanya padaku suatu saat
` Dakwah, doyatte suru ii kana?` `Gimana cara berdakwah ya?`.. aku bener2 bengong waktu itu..nyampe dia tanya `Udah pernah dakwah belum` ....
Duh ya Allah, aku harus jawab apa. Ameena melesat cepat, sangat aktif berdakwah, trus juga menggubah sebuah lagus nasyid ke bhs Jepang..yang keren abis deh.
suatu saat ... aku dapet cerita gimana Ameena... bercerita ttg Islam, sambil bilang ` Alhamdulillah, I searched about Islam, decided to convert to Islam, now learning more about Islam, and I will be Muslimah ever after...inshaAllah!`. Aku diceritain nyampe berkaca-kaca.

Habis masuk Islam, gadis itu perlahan2 menggubah gaya hidup Jepang yang biasanya konsumtif. Tak lagi..., membeli baju2 baru yang belanjaan wajib bagi gadis Jepang. Bahkan yang bikin terharu.. dia nyampe ga nyuci pake mesin cuci. Tangannya.. mengelupas-lupas karena alergi. `Aku ga tega hidup dengan all of those comfortable things.. while my bros and sis in other parts of the world..even dont know what they will eat today!!` kata-kata itu meluncur manis dari mulutnya, membuat kami para sister..tak bs berkata apa2 lagi.

Ameena.. Ameena !! Semoga Allah selalu tunjukkan jalan pada-Mu!!

Kalo sudah begitu...temen-temen! Ga ada pilihan lain.. selain terus menggali dan mencari tentang agamaku. Dan sekali kamu memulai itu, Allah pasti akan menunjukkan jalanNya. Really Great to know Allah deh.

Akhirnya, saya akan menutup blog kali ini, dengan mengutip parafrase Hadist favoritku dan Ameena:

Ada satu dzat jika:
Selangkah kita merapat pada-Nya, seribu langkah Dia merapat pada kita
Kita menyambutnya dengan berjalan, Dia menyambut kita dengan berlari ...
Akhirnya..., jika kita mendapat perhatianNya, Dia akan memerintahkan kepada malaikat untuk menyampaikan kepada seluruh isi langit dan bumi untuk mencintai kita.

Itulah Allah Azza wajalla yang kekal dan kuasa. Kunci untuk mendapatkan cintaNya adalah dengan mencintaiNya melebihi apapun juga.

Always try to be a good muslim and muslimah, yuuk!!!

Saturday, January 22, 2005

have to decide...

Gelap..., masih saja gelap !
Kuraba semua kemungknan
terlalu lelah.. dengar semuanya

Bimbang masih asa bimbang!
kemana langkah kakiku

Berhenti.., berhentilah waktu!
biar kubisikkan isi hatiku

renungi, renguni, dan renungi..
kuhadapkan wajahku padaNya

terbaik..terbaik

Friday, January 21, 2005

Takbir Online

Allahu..Akbar.. Allahu Akbar.. Laa illah ha illallah.. , takbir itu bergema... semaleman dari speaker computer-ku. Walo bukan asli dr mesjid... yg seperti dulu tiap taon mega denger..di Indonesia.. hmmm... setidaknya mengobati rindu inilah.
Besok, Ied ul-Adha... sedangkan aku stuck in my desk... strunggling with my accounting text book. Dari mulai master budget... nyampe masuk ke detil2nya sales budget, purchase disbursements... ! Huhuhu... padahal kl di Indonesia dah libur nih..
ga papa
ga pa pa

gambatte.. gambatte. Belajar..kan bagian Ibadah. Yooosssh..buat semua yang ujian... YOU ARE THE WARRIOR... maksudnya yg mau ujian trus belajar loh.. ;p




Wednesday, January 19, 2005

Puasa Arafah

Temen-temen... jadi inget nih, besok tgl 9...puasa Arafah kan...(wha..kapan ya..ak puasa arofah..di arofah?!!). Puasa yuuuk!! Menurut hadist , riwayat sapa hayo (please check!).. kalo puasa arafah ... dihapuskan dosa setahun sebelum n sesudahnya. Makanya.. ayo..gambarimashoo!
Btw, Ied ul-Adha tahun ini.. pas ujian. Jam 8 sholat Ied, jam stengah sbelas ak ujian accounting. Trus kemungkinan besar.. ga ada makan2 deh, abisnya sp yang mo masak, everybody is busy.. janai?!!!
Jadi teringat, ied ul-Adha.. di djogdja... wah udah libur, sholat buareeng-buareng..banyak orang, kumpul2 keluarga, habis itu.. bikin sate. Hmmm... natsukashi naaaa..
yah.. itu jg salah satu opportunity cost blajar di Jepang sih..!!! nah lho.., nyambung ke accounting juga.
btw, just want to say..`Puasa...Yuk!!`


Bercinta dengan Accounting

Apa kabar, cinta? hehe.. akhir2 ini (br 2 hari in ding).. aku makin lengket aja ma text book accounting-ku. It is not without purpose lah..., but emang udah mo ujian nih. Wah..blooding accounting.. , ih hiperbolis banget yah. Trus ini nih, betulnya in the middle of studying ... trus tiba2 inget bahwa i have to decide whether moving out from this apartment or staying terus.. nah untuk memilih yg terbaik between those alternatives... skalian aja mega terapin teori accounting. hehe ...! pertama, mega itung tuh.. smua asset yang ak miliki di apato. dari mulai microwave, washing machine.., sampe asset kayak sambungan internet. Trus mega itung depreciation-nya.. termasuk book valuenya (eh..bukan ding, book value can irrelevant) ... tapi disposal value. Gitu2 deh ..., finally add them up... dan jadilah harga yg ditawarin buat watashi no kawari no hito. Oh..ternyata applicable juga nih ilmu yee..
finally... apa ya. pray to Allah ..., doain juga ya, dah mo ujian ... smoga ak bisa. All the best!!!

tik..tak..tik...tak
waktu berhenti!!!

jangan ding...
cepet pingin pulang kampung...

tik..tak tik..tak
use ur time wisely..



Sunday, January 16, 2005

Ai No Nami

Yup.., today we did our charity performance. It was really successful i guess.. more that i expected. Dibuka dengan tarian cowok2 India itu... , aduh langsung bikin suasana bergelora. Tariannya energik banget.. n tampaknya mreka udah berhasil menjaring fans2..termasuk anak2 Indonesia.. yg kl scream pualingg buanter. Disambung salsa-nya Herman, trus ada juga.. apa? Sawaladang. Dan tentu saja..ada tarian saman kita.. yg tnyata sodara2..GA ADA MATINYA. Tapi..kali ini dgn sedikit kolaborasi dengan bung aap dan bang Indra. Dibuka dengan short nasyid deh.. gmana ga menyesakkan dana... maksutnya my heart pounded.
But... what really make today..to b special day.. is apa ya... THE SPIRIT... semangatnya itu lho. Semangat.. yang menyatukan kita, try to do something buat sodara2 di Aceh, di srilanka, di India, everyone who needs it. Imagine `this small world`... dmana anak2nya datang dari ujung africa, nyampe palau, tonga..apa itu negara2 kecil2, samoa, india, srinlanka,..indonesia... tak terhitunglah..., sama2 bersatu... for joining our hand!!!
and the most fav part is ... the music collaboration ... plus tarian samoa-nya Patricia.. n ditambah sentuhan..yang..yang ... tak lagi ..hanya touched my heart... but... tak mampu lagi menahan butir2 air mata ini. PErfect Slide Show, touching sound track..!!!! Melihat senyum mreka yg sirna, badan2 yang tebujur kaku, anak yg kehilangan orangtua.., orangtua yg ditinggal anaknya.... diri ini menggigil...ingin rasanya kupeluk satu persatu anak2 itu, ibu2 itu, kakak, adik,... menyalurkan semangat ini, berbagi beban itu ..., cuma ingin berkata `You are not alone!!!` ketegaran.. keteguhan... kegigihan ..., ingin rasanya kubawakan obat itu pada kalian.
Tiba-tiba... ngerasa.. betapa seringnya diri ini ... memanjakan diri sendiri dengan segala fasilitas. Belanja baju.., unuseful things ... wuaaah... sedang tepat di saat yang sama, di belahan dunia yang lain... mereka berjuang mempertahankan hidup.
Hari ini, bahkan ketika oita kotsu yang membawaku pulang kerumah ... berhenti, hingga jalan furuichi iriebasi-diasu aya itu ... diri ini `melihat` diri sekali lagi.
Istigfar.. istigfar Mega...
`Masih ada esok` ... ingin rasanya kubisikkan itu.. kepada sodara2ku.
Dan kini aku duduk di depan komputer, pake heater ..., ambil minum kopi susu.., `nikmat mana lagi yang kamu dustakan??` ... sementara angin diluar... bertambah keras, suara pohon gede di samping apartement... menggelegar, tampak berjuang keras tegak diterjang angin. Jadi..takut, gmana kl rubuhnya nimpa apato-ku ya?? Ya..Allah!!!!!!

Wednesday, January 05, 2005

Taiyo No Ie

I ever promised to upload my `Episode` here .., but .. hehe not yet done. Anyway, here is one short story lah...

Taiyo No Ie

Desa furuichi-machi terletak di wilayah kamegawa, pinggiran kota kecil Beppu. Geografisnya terbilang cukup unik, yaitu terletak di tengah-tengah antara gunung dan laut. Mungkin 2 km dari laut, jalan sudah menanjak… dan memasuki wilayah pegunungan. Jalan raya kamegawa ..terletak melintang di pinggir laut, dimana di pinggir jalan..berjajar banyak sekali pohon palem. Kalo kayak gini, saya selalu teringat California. Mirip banget siiih…
Mungkin bukan kebetulan, kalo saya tinggal di Kamegawa saat ini. Lokasinya memang paling dekat dengan kampus, cukup 13 menit naik bis saja. Jadi sudahlah, saya putuskan untuk tinggal di Kamegawa ketika harus sudah keluar dari asrama kampus.
Lagipula tempatnya cukup strategis, dekat dengan Kamegawa Eki, yang merupakan stasiun kereta api terbesar kedua di Beppu. Belum lagi, kegiatan Ramadhan biasanya dipusatkan di desaku ini. Wah… rasanya tambah betah tinggal disini.
Furuichimachi, jantung wilayah Kamegawa, didesa itulah tepatnya saya tinggal. Tak ada yang special dari wilayah ini, hanya terdapat perumahan penduduk biasa dan apartment.
Pertama kali pindah ke apartment saya di furuichimachi, yang saya rasakan..ya Cuma, rasa senang… wah tinggal menyatu dengan masyarakat JEpang. Ada Hori-san di bawah, Tanaka-san di seberang jalan, Ojiisan di belakang apartment, wah seru aja. Belajar hidup ala Jepang, gimana cara buang sampah, jadwal buang sampah, aduh itu aja susah deh. Sering kena tegur Ojiisan.
Di sebelah rumah, kebetulan sekali, terdapat taman main anak2. Wah.. selalu rame dengan celoteh anak2. Kalo kiranya saya bangun kesiangan, pasti deh bangun..karena suara rame anak2.
Intinya… semua normal2 saja…
Hingga suatu hari, tak lama setelah kepindahanku, aku berniat untuk berbelanja di supermarket di ujung jalan. Kutemui … seorang wanita paruh bayah dengan kursi roda. `Konnichiwa …` tegurku… yang dibalas dengan ucapan serupa plus dibonus senyum. MasyaAllah …, batinku dalam hati. Senyum yang tulus, semangat hidup yang tinggi,… hati ini membatin. Belum lama berselang, di ujung jalan yang lain… kutemui pemandangan serupa, sepasang suami istri … aku menebak, sang suami dengan mesra mendorong kursi roda istrinya. Tak kalah hebatnya, secara fisik sang suami pun tak normal, ia jalan terpincang2.
Aku sedikit bergegas, air mata sudah mau jatuh …
Akhirnya sampai juga di Sun Store, begitu nama department storenya … tapi kami dsini menyebutnya `san sutoaaa` hehe.. pake pronounciation Jepang.
Department store ini cukup lengkap, apalagi kadang2 ada diskon. Hmm… aneh juga, di department store ini ..kutemui juga beberapa orang atau petugas yang tak normal secara fisik. Hebat … , orang yang tak sempurna fisiknya pun bekerja…
Setelah selesai berbelanja, segera kuhampiri … kasir, deg … sang petugas kasir, adalah wanita berkursi roda. Wah.. kenapa banyak sekali orang yang tak sempurna fisiknya disini..
MasyaAllah.. ada apa ini???
Hati ini terus membatin, sedang akal berputar. Masih sempat kulirik… billboard department store itu, `Sun Store` dengan lambang orang di kursi roda. Ya.. Allah!!
Iya… memang itulah yang kemudian..membuat desa furuichi-machi ini begitu spcial bagiku. Ternyata.. kemudian aku tahu, bahwa di desa furuichimachi, terdapat tempat penampungan orang cacat, hmm… I don’t really like…the word of `penampungan`, okelah kami..menyebutnya TAIYO NO IE. Taiyo dalam bahasa Jepang berarti matahari … sedangkan ie adalah rumah. Jadi Rumah Matahari..begitu kami menyebutnya.
Kehadiran .. taiyo no ie di desaku… memang bagaikan matahari bagi hati ini, menyinari.. dan membasuh kepekaan nurani. MasyaAllah …
Melihat mereka, yang kurang sempurna fisiknya saja, sangat bersyukur, bersemangat, dan ceria… aduh rasanya malu, kalo kita yang sehat secara fisik ini… masih tak pandai bersyukur.
Pernah … aku pergi ke sebuah Bank di wilayah furuichimachi. Waktu itu aku sedikit tergesa2..karena harus cepat pergi ke kampus. Sedang.. teller yang melayaniku… uh..sedikit lambat. Aku mencoba bersabar, sambil mengamatinya. Ah emang lambat, coba bandingin ama teller disebelahnya, cepat sekali …, para pelanggan dating pergi dilayaninya, sedang teller yang melayaniku.. huh melayaniku saja tak selesai-selesai. Aku jadi sewot, sambil melirik jam..
`Megarini Puspasari sama` teller itu akhirnya memanggilku …, dating ke cashier, wah.. pertanda udah selesai nih dia mengurus tabunganku. Aku bergegas menghampiri cashier. Dia menerangkan beberapa hal kepadaku, ketika ia menyadari ..lupa sesuatu. Dia berjalan menjauh … tidak..tidak berjalan…. Tapi dengan kursi roda. Aku tertegun, beristigfar … memohon ampun ma Allah.., tadi sempat membandingkannya dengan teller disebelah yang… tentu saja, lebih sempurna secara fisik.
Dia kembali … ke jendela cashier, aku memasang senyum lebar … dan mengucapkan terimakasih padanya.
Seiring langkah kaki yang membawaku pulang ke rumah, hati ini beristigfar… maaf ya Allah, aku tak menyangka dia berada di kursi roda. Kursi rodanya tentu aja tak kelihatan, karena tertutp meja. Aku sih menyangka saja..dia duduk biasa.
Banyak-banyak sekali kejadian, yang terekam nurani ini. Salah satunya, suatu malam ketika … aku hendak pergi ke tempat Goto-san. Goto-san menjemputku dengan mobil putihnya. Dalam perjalanan, sperti biasa.. kita mengobrol. Mobil melaju melewati kawasan taiyo no ie.. and upps.. lampu merah. Mobil berhenti, dan sesaat kemudian … lampu hijau untuk penyeberang jalan menyala. Dari seberang jalan kanan… seorang yang terpincang-pincang hendak menyeberang ke seberang kiri.., sedang dari seberang jalan kiri, seorang yang jalannya pun … sunggu caranya aneh, hendak berjalan kea rah kanan. Mereka bertemu di tengah zebra cross. Aku tertegun di dalam mobil, dalam kegelapan malam, Cuma tampak bayangan mereka yang berjalan dengan cara yang sangat aneh.
Ya memang… begitulah keadaan fisik mereka, bahkan dari raut mukanya pun, terbaca bahwa mungkin perkembangan mental mereka pun tak sempurna. Tapi lihatlah mereka, tetap bersemangat … beraktivitas layaknya orang normal. Ya belanja, ya bekerja, menanam bunga …, bahkan seringkali ku bertemu mereka dalam bis, naik bis sendiri.


`Ya Rabb, Ya Allah … ajari hambaMu ini brsyukur…`, kemudian inilah doa yang selalu kupanjatkan!!!!


 
Lilypie Maternity tickers