Saturday, June 30, 2007

im not a workaholic though

Sudah akhir bulan Juni ya...cepetnya.
Baru aja lihat schedule-ku buat bulan July. Sibuknya ngumpul di minggu kedua dan keempat, sedang pertama dan ketiga agak2 luang. Wah ga merata gitu, pas sibuknya... schedule-nya almost unbelieveble.
Dulu waktu SMA, aku mikir aku pingin kerjaan yang bisa jalan2, keliling dunia. Kayaknya asyik aja, ga bosen, bikin refreshing kali. Dan sekarang, walau belum sampai keliling dunia, namun kerjaanku lumayan harus keliling. Namun ternyata kadang bikin capek aja, merasa `diuncal-uncalke`, sore di osaka, pagi di tokyo, sore di osaka. Yang begituan sih udah biasa, hampir tiap minggu kayak gitu. Seminggu 2 kali 3 kali bolak balik tokyo-osaka...bikin kadang aku mikiiir, aduuuh.. apa ga ada cara lebih efisien sih. Kadang suka aneh, kalo pagi di kantor tokyo.... trus sorenya dah di osaka..., trus temenku kantor tokyo telpon kantor osaka dan aku angkat, `Loh mega dah di Osaka, tadi padahal ketemu di Tokyo ya?`. `Iya, aneh ya,...hehe` jawabku.
Oya, akhir juli nanti..., begitu pulang konferensi dari malaysia, paginya cabut tokyo 2 hari, malemnya pulang osaka, paginya pulang Indonesia. Tuhkan... koyo diuncal2ke. Sambil nulis schedule, sambil mikir ...`smoga fisikku kuat...!`
Oya 2 tahun lalu kayaknya, aku pernah punya trip : Beppu-> Jogja -> Kualumpur-> Jogja->Aceh-> Jogja -> Beppu. Dan seling2nya cuma sminggu, walhasil aku sakit2an. Kata temenku, `lha badanmu belum sempat adaptasi, udah ganti lingkungan meg`. Hooo...
Kata Papah dulu waktu sma, `kalo keliling dunia, makan pagi di negara A, siang dinegara B, malam di negara C dong". Iya juga ya, ...seperti misalnya pagi masih dirumah Osaka, siangnya transit makan siang di hongkong, eee... malam udah kumpul ma keluarga di Bantul.
What a small world!
anyway, im looking forward to executing my schedule in July...and finally August when insyaAllah im finally going home. Cant wait!

mega
- oya, i hardly have weekend in July!!!!..hiks-

Friday, June 29, 2007

My Conviction!

I remember quotes lies in my heart:
`what bring me to the conviction of my religion is the fact how beautiful my religion, Islam, set a guidance of life in the society. How do we have to do zakah (charity to others), how do we have to take care of the orphans.... , how do we have to respect elderly etc. This religion guides you to a way of life which will bring balance of society, and happiness for everyone`

`Once I asked myself..., so what is life about? Do good things, and help each other, so then there will be no regret if you die tomorrow!`

If I remember these quotes, and then think about the condition of our society now, somehow I am more and more convinced that Islam is the truly way of life, and wonder how life would be better if we keep it as our truly guidance of life.

mega
-reconfirm my conviction!-

Thursday, June 28, 2007

Maafkan Aku, Tuhan...

Mungkin posting-an ini agak sentimentil. Nangis-nangis nih abis nonton video ini:

http://jp.youtube.com/watch?v=4zo_xckScZM
(ada 7 seri, Mega recommend tonton semua!)

Terlepas dari berbagai konfrotasi apakah globalisasi memperlebar jurang yang kaya dan miskin, atau justru mendukung pertumbuhan ekonomi, ada satu kenyataan YANG BENAR BENAR NYATA bahwa masih banyak saudaraku di tanah air tercinta yang hidup dibawah bayang2 kemiskinan.
Tak punya uang untuk makan, untuk berobat, untuk sekolah... sepertinya sebuah cerita yang sangat umum.
Walaupun dari segi kebahagiaan jiwa, mungkin mereka bahagia, atau bahkan lebih bahagia dibanding orang kaya yang selalu gelisah dan tidak bahagia, namun melihat level hidup mereka, rasanya koq.... tidak adil buat mereka.
Salut sekali dengan pasrah dan percaya mereka pada Tuhan. Salut sekali! Sekaligus heran terhadap kaum berada, mengapa tak tergerak untuk berbuat sesuatu untuk menolong saudaranya. Atau setidaknya untuk yang terbiasa memakan harta yang bukan haknya, untuk sedikit menggunakan hati nurani mereka.
Sebelum banyak menyalahkan orang lain, mega harus melihat diri mega sendiri.
Pertama, mega bersyukur mega tak bekerja untuk perusahaan yang memperlakukan pekerja diluar peri kemanuasian. Lebih lanjut, perusahaanku bahkan ingin berkontribusi kepada dunia, betterment of the society, lewat pendidikan.
Namun yang kedua, ternyata...tampaknya selama ini Mega masih menggunakan gaji yang mega dapat secara kurang bijaksana. Hidup di sebuah negara maju seperti Jepang, dimana fasilitas nyaman menjadi sebuah standar, dan sangat umum, rasanya tidak belebihan bukan... bila aku pun menuntut gaya hidup yang sama. Normal lah! Nyaman menurut standar negara ini. Sebagai contoh, sebutlah pilihan mega akan sebuah apartment, walau mahal pilih dong yang baru, tempat OK, nyaman, dan sebagainya. Mencari yang murah bukan standar lag. Belum lagi fasilitas rumah, seperti kualitas tempat tidur, kursi, dsb-nya cari yang terbaik, bahkan sampai toilet set (dari mat, tempat tissue, dll maunya yang seragam dan cantik), oyaaa... bahkan pengharum ruangan.... rela mengeluarkan uang lebih demi pengharum ruangan yang terbaik. Kemudian gaya hidup...., fitness lah, ke salon, atau apalah.
Bahkan akhir2 ini mega sering menggunakan taxi, yang bahkan merupakan barang mewah di jepang. Bahkan adekku yang orang Jepang bilang: `Unbelieveble, Mega. Why do you have to call a taxi!`. Keren loh, tidak ada orang di perusahaan taxi itu yang tidak tau pelanggan namanya Mega, frequent user sih. Hehe.... hiks!
Atau bila mamah komentar, `mahal banget potong rambut di Jepang!`... , aku menjawab: `Yah Mah, ini kan Jepang...jangan bandingkan dengan Indonesia dong!`
Apakah itu berlebihan? Please...., tidaklah... untuk ukuran Jepang.
Namun....ketika diingatkan akan fenomena di negaraku......, deg! Ah mega, seandainya kamu pilih toilet set yang lebih murah...dan menggunakan uang itu untuk hal lain. Ngapain sih ngabisin uang untuk piknik or makan diluar mulu. Seandainya..., mau saja mengirit sedikit. Seandainya, mau sabar potong rambut di Indonesia daripada di Jepang. Malu aku kalau harus menyebutkan nilai nominal...dimana aku akan sangat mudah mengeluarkannya dalam sehari.
Aku seharusnya tak boleh lupa ya....
Walau hidup di negara ini..., namun aku harus selalu inget saudara di kampung.
Ya Tuhan, maafkan aku ...
Bagaimana dengan temen2?

Bagaimanapun, aku percaya membuat perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Yuk!

mega
-feeling guilty-

Tuesday, June 26, 2007

26 Juni

7 tahun lalu,
masih saja terasa seperti kemaren.
kuingat setiap kata-kata
dan pembicaraan kita.
kenapa masih kutangisi?
untuk apa...

aku menangis untuk apa?

hadirmu masih terasa dekat.
terimakasih untuk pada akhirnya selalu mengingatkanku akan kebesaranNya.

mega

Sunday, June 24, 2007

Da di du!

Despite of the heavy rain throughout the day, what a wonderful day today!
First, I was late for my quran class.(not a good start :p) The imam was at the front when I entered the masjid, and maybe noticed i came with my sandal jepit :D. I didnt say anything -forgot my salam-, and hurried to the 2nd floor.
The lamp was on, and I looked into the class. 5 of my children were there, some were chatting, some looked sleepy and did nothing. I gave my salam, and... (did I say sorry to them for being late??). Then I hurried up to my office, opened the door, left my bag, picked up the materials, and ran for my class. 30 minutes late!
It was a big surprise, my children were ontime. I was thinking, nobody will show up due to the happy rain. four of them were late though.
My children were doing good today. They followed the class very well, I am confident they memorize the prayer dua. I cant be happy more than that!!! Children are amazing, unbelieveble. Just by repeating the dua every week, they memorized that! I couldnt hide my smile today.
Sister Helfi who joined me later in the afternoon, was also surprised, and she praised the children, and she said the children looked better today. See...who can be happier than me to hear that...
Then they finished the hijaiyah hurf practice perfectly, and they listened carefully to the Musa`s story. Thanks for sister Helfi who told us the story. We came to where Musa brings his people to leave Egypt, and in front of him was the red sea. The children were excited to know why the name of the sea is red sea, .... and how Musa get rid of Firaun troops when in front of them is a wild sea. `what do you think?` we asked the question and the children guessed `they swim!`...`No, they fly`... good idea :)
And before we answered their curiousity, the Duhr time was coming, promised them to continue the story next week InsyaAllah, and we prepared for the prayer.
After prayer, I was more than pleased to know them do the Zikr diligently, I asked them `who will lead the dua`, and many hands up. Even the ayatul qursy, they did it well, amazingly!!! Ya Allah, hari ini ga ada yang lebih membahagiakan tau mereka so exciting rebutan mimpin doa. Dan mega sampai harus menahan tawa bahagia, biar ga keliatan lagi doa ketawa2 sendiri! At last, we did the asmaul husna. I asked them `anyone want to do that?, then I appointed Ruqayah and Nabila, and I handed over the asmaul husna paper. we supposed to repeat what they said, but surprisingly other children whom I dont give the paper, able to say it together with Nabila and Ruqayah....with in other words THEY MEMORIZED it!!! Sampai pada nada baca, dan pemenggalannya, yang kita ulang2 setiap minggunya. Aku tercengang.... coz ya Allah, kayaknya mreka lebih apal daripada aku.
Then, I headed to umeda to have my hair cut. They cut almost half of my hair, left me with short fresh -I like it- new look. I am satisfied, for 4100 yen I have to pay.:D
Then I went for shopping. Guess what I got a very nice dress in a discount rate (yeah, its a girl business :p), not only that... i also bought body shop lotion in very very reasonable price.
Then shopping for some vegetables, juice, and stuff... which ended up in a delicious soup. :D

Thanks Allah, I enjoyed today... and know what.... I have holiday tomorrow.;D

mega

Saturday, June 23, 2007

Mengenal Budaya Jepang 2

Selamat Pagi, kembali…mari kita berbicara tentang Jepang. Uniquely Unique of Japan, Negara yang ga terasa sudah 5 tahun aku tinggal disitu.

6 tahun yang lalu, tepatnya ketika mendapat kesempatan mengikuti program AFS, untuk pertama kalinya mega berusaha memahami arti kata `budaya`. Ternyata budaya tidak sekedar baju adat, tarian, makanan, arsitektur…. namun juga tentang gaya hidup, cara pikir, kepercayaan dan banyak lagi aspek yang tidak bisa dilihat dari sekali interaksi, namun dari akumulasi pergaulan sehari-hari.

Dulu aku pernah bilang kalo aku tertarik dengan budaya Jepang. Unik, dan tetap teguh dengan budayanya di tengah modernisasi-nya. Namun sekarang, setelah melebur, dan benar2 masuk ke dalam system budayanya… oo…ternyata ga semudah itu ☺. Jadi sekarang, kalau kudengar orang asing bilang, `saya suka budaya Jepang`, aku jadi tergelitik untuk bertanya, `wait..wait budaya yang mana nih?`.

Bahkan hal itu baru kusadari setahun terakhir ini. 1 tahun terakhir di Jepang ini ternyata berbeda dengan 4 tahun sebelumnya. Hmm…

4 tahun pertama di Jepang, Mega tinggal di lingkungan internasional, dimana orang-orangnya lebih -bahkan sangat- open-minded, dan in practice tiap orang pada intinya tetap pada budayanya masing2, meskipun tentu saja in some extent ada interaksi saling mempengaruhi. Ketika budaya-budaya yang berbeda ini bersentuhan yang ada adalah saling menghormati, `it is not right, it is not wrong. It is just different!`. Semuanya punya kedudukan yang sama, fair, dan bisa saling tidak setuju satu sama lain. Kalau dibayangkan, budaya yang berlainan itu hanya bersentuhan, untuk kemudian saling menghormati, tanpa mengharapkan masing2 pihak untuk mengikuti budayanya.

Nah, sedangkan sekarang dengan bekerja di jepang, mega ibaratnya benar2 masuk ke sebuah system budaya. Bukan sekedar bersentuhan, tapi benar2 masuk dan sebisa mungkin menghormati dengan cara mengikuti budaya mereka (kebanyakan dalam konteks cara kerja sih). Tentu saja untuk some uncompromised things ya ga kompromi, dan mereka juga menghormati. Tapi ya itu tadi…yang namanya budaya terefleksi dalam setiap segi kehidupan, detik demi detik yang terjadi di Negara ini, jadi seringkali bertanya-tanya, `kenapa begini, kenapa begitu?`. Seru juga sih…

Seperti misalnya, kenapa orang Jepang kalo meeting suka lama, dan menurutku ga efisien, atau pembagian kerja misalnya, pembagian kerjanya menurutku ga efisien, dan masih banyak lagi hal-hal yang menimbulkan tanda tanya. Tentu saja, dibalik itu banyak juga hal2 yang outstanding. Yang jelas, mereka kalau kerja ya kerja, serius, atau mungkin terlalu serius… hehe, ga ada jiwa santai-santai deh. Beberapa waktu lalu, mega sempat ketemu associates perusahaanku dari Indonesia, aku ngerasa mereka banyak ngeluh waktu mengikuti acara di Jepang, aku jadi sempat ngerasa down, `koq gitu sih?`, beda juga dengan orang2 Jepang ini yah. Tentu saja banyak juga sisi fun dari mereka, which is I really feel fit on it. Walaupun ga bisa digeneralisir sih …, namun itu mungkin salah satu perbedaan budaya kerja yang mega rasakan.

Banyak sekali, kalau mau ditulis.

Izinkan saya untuk berbagi ya, kapan-kapan lagi ☺

mega

Sunday, June 17, 2007

Transformasi Cinta

Hari ini, seorang adek kelas kuliahku menyapa jendela YM-ku, tiba2 saja dia mengucapkan terimakasih untuk sesuatu yang sebenarnya sudah lama terjadi.
Ah, jadi teringat masa2 itu. Kemudian tiba2 saja aku tertarik dengan status YM-nya, kalo ga salah `what do you do when you fall in love`. Wah... wah any new news, dari diakah...
Ternyata dia menjawab usilku menanyai statusnya, dengan pertanyaan:
hmmm I dont know...what is love anyway?^^'
aku menjawab santai: `kan bisa dirasakan kan...`
dan dia menjawab: dirasakan...yeah, another abstract thing isnt it?
aku mengiyakan, dan menambahi bahwa toh bs ditransformasikan dalam bentuk nyata
dan dijawabnya lagi: bisa juga...spt mba mega bikin hoshiZora
aku tertegun dengan jawabannya. Benarkah hoshiZora adalah transformasi rasa cintaku. Tentu saja, rasa cinta dsini adalah rasa cinta dalam konteks lebih luas.
Aku jadi teringat rasa frustasiku ketika mata kepala ini jadi saksi semakin bertambahnya jumlah anak jalanan pasca 1998. Dan tiba2 aku jadi benci dengan diriku sendiri yang diam tak melakukan apa2. Aku jadi benci masuk rumah, ketika ingat ada orang2 yang harus berkeliaran di jalanan. Aku benci diriku tidur enak sedang mereka enggak. Aku protes dengan orang2 sekitarku yang merasa tak melihat apa2, dan menangkapnya sebagai fenomena biasa. Dan aku ingat ketika diriku berbicara berapi-api, bahwa adalah ga mungkin kita bisa GA peduli melihat hal itu, ga mungkin bagi kita bisa tidur nyenyak kalo ada saudara kita yang tinggal dijalan.
Mata dan hati ini terus mencatat, jumlah mereka yang terus bertambah. Ketika 1 tahun aku meninggalkan indonesia, dan kembali pulang, aku berkomentar: `jumlah anak jalanan bertambah banyak ya!`.
Sedang temenku menjawab santai `ah...kamu aja yang lama ga liat meg. sama aja deh`
Dan tanpa diduga, aku bisa menangis sejadi-jadinya hanya karena jawaban temenku yang menurutku menganggap itu masalah yang sudah biasa.
Runtutan pengalaman itu membawa aku pada satu janji diawal kuliah, ketika tiba2 aku divonis sebuah penyakit, dan terancam ga bisa kuliah.
Janji yang akhirnya terwujud melalui hoshiZora community.
Ah, bolehkah kusebut komunitas ini sebagai transformasi rasa cintaku. Untuk sodara2ku, untuk anak2 itu...untuk indonesia.
Terimakasih ya, kata2mu dalam chatting kemaren ini mengingatkanku bahwa aku harus menjaga dan mendukung hoshiZora dengan segenap cinta.

Mega
-cinta dan optimisme-

Anak-anakku...

Setiap hari minggu, setidaknya aku punya 10 anak yang harus kuasuh. Yang paling kecil usia 3 tahun, sedang yang paling besar kelas 6 SD. Selepas sholat Dhuhur, anakku akan bertambah banyak, setidaknya 10 orang lagi akan datang. Dari rentang usia kelas 5 SD sampai SMP.
Kemudian kami akan bersama-sama berzikir, dari `astaqfirullah...`, Al-Ikhlas dkk, Ayatul Qursy, sampai Asmaul Husna.
Lama-lama mereka hafal juga doa-doa yang setiap minggu, kuminta mreka tirukan. Padahal huruf hijaiyah aja..., baru pada hafal sampai Dzal untuk anak2ku yang kecil, dan sudah hampir lengkap hafal untuk anak2ku yang besar. Anak2ku memang luar biasa ;D, mereka menghafal doa2 tersebut, bahkan sampai nada bacaku dan pemenggalannya. Ketika kemaren saya memenggal asmaul husna, `Wal malikul kudus`...padahal biasanya, `wal malikul kudusussalam..`, mreka langsung protes...hehe... `Sensei, koq beda toh?`...begitu katanya.
Setiap minggu, aku harus menempuh perjalanan 1.5 jam sekali jalan, yang artinya 3 jam PP untuk menuju tempat dimana aku bisa bertemu anak-anakku.
Semua komentarnya sama, `Jauh amat!`...lama2 aku gemas juga setiap orang berkomentar sama. Dan ternyata memang jauh, dan kuakui melelahkan.
Berulangkali aku berpikir untuk berhenti saja meluangkan waktu untuk anak2 itu. Capek, suara serak, dan ilmuku yang tak cukup... seakan mendukung rencanaku untuk berhenti.
Ketika aku menyanggupi mengajar mereka setiap minggunya, yang kutemui bukanlah anak2 manis, bs duduk benar di kursi. Tapi anak2 super aktif yang minta ampun susah diatur. Butuh pengamatan lama, untuk tau cara menjinakkannya, dan tentu saja memahami karakter tiap anak. Belajar bijaksana, memaklumi, melerai, dan marah pada saat yang tepat.
Kadang aku bertanya, kenapa harus aku yang mengajari tata krama, nilai islam kepada mereka, kenapa bukan ibu2 mereka.
Setiap minggunya, pelajaran diawali dengan latihan sholat. Berulang2 setiap minggunya, berharap mereka segera hafal doanya. Ada kebahagian luar biasa, ketika tahu mereka mulai menghafal doanya.
Berbagai cerita, dari Musa as, Rasulullah SAW, maupun cerita akhlak bergulir tiap minggunya. Diselingi tingkah interupsi mereka yang ada2 saja.
Capek? tentu saja, belum lagi kelas yang jadi berantakan tiap selesai pelajaran.
Ah, banyak sekali yang bisa kuceritakan.
Berulang-ulang aku berniat untuk berhenti, jikalau ada yang menggantikanku.
Mengajar Quran Class untuk anak2 yang datang dari berbagai negara, kebanyakan pakistan. Hampir semua anak adalah anak keturunan Jepang dan negara Islam. Setengah hanya bisa berbahasa Jepang, dan setengahnya hanya bisa berbahasa Inggris.

Namun, kenyataannya kegiatanku tiap minggu ini masih berlanjut. Akhirnya, anak2 itu kuanggap seperti anakku sendiri (walo belum punya anak sendiri :p), kudidik dengan segenap jiwa dan ragaku, karena aku yakin bahwa anak2 ini adalah amanah Allah untukku.

Suatu saat, akan sangat bahagia melihat anak2 tersebut tumbuh dewasa dengan akhlak islamnya, praktek ibadahnya, di tengah deru atheisme negara ini.

InsyaAllah

mega
-semangat!!!`
 
Lilypie Maternity tickers