Sunday, August 24, 2008

dengan hati...

Alhamdulillah, menjelang Ramadhan, banyak peristiwa yang mengasah hati. Untuk bersabar, untuk memahami, untuk berbesar hati, untuk memaafkan : ). Banyak cobaan Allah lewat hati menjelang Ramadhan ini, tapi berarti Allah sangat sayang..., membuatku mengasah hati, menggunakan hati, melembutkan hati.
Ramadhan sudah dekat, yang berada di lingkungan minoritas, saatnya kerja keras! Kalo enggak, Ramadhan akan berlalu begitu saja. Yuks!!! Oh ya teringat satu lagi..., hmm.. wah Allah tuh sayang banget ternyata. Baru mau aku "usaha", Allah sudah kasih peluang2 di depan mata. Aku jadi paham maksudNya. :) (koq postingannya jadi monolog gini :p).
Begini lho maksudnya temen2, kan kalo di masyarakat yang islamnya minoritas kan jadi agak ga kerasa suasana Ramadhannya. Nah biasanya aku hubungi teman2 muslim dan muslimah, sekedar bareng2 ke masjid, tukar2 bahan kajian (kmaren di masjid isi kajiannya begini), sekedar inep-inepan, sahur bareng buka bareng. Nah kmaren tu blm sempat aku hubungin teman2ku itu, udah pada hubungin aku untuk hal lain (bukan tentang Ramadhan, bahkan alasannya konyol2, sperti misalnya temenku nyasar di osaka trus telpon aku;p), tapi dari situ jadi ngomongin Ramadhan, dan tercetuslah ide2 kita, bahkan sempat tukar isi kajian yang inspiratif. Begitu, koq yo ndilalah Allah membuat temenku menelponku karena nyasar, dan jadi kita ngomongin Ramadhan. Ya begitulah contohnya : )

with love and full of spirit,

mega

Tuesday, August 19, 2008

Jilbab is my freedom!

Apa jilbab tidak membatasi, mba? Apa jilbab tidak mengurangi eksistensi kamu di masyarakat? Apa jilbab tidak mengurangi kesempatan yang sebenarnya lebih luas bagimu?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sudah sering saya dapatkan. Bahkan sejak saya belum pakai jilbab, saya sudah sering dengar dari mamah tentang anggapan jilbab yang membatasi. Mamah pernah bilang, "Pake jilbab kalo sudah menikah saja" dan suatu saat komentarnya berubah menjadi, "Pake jilbab setelah tingkat 2 kuliah saja". Komentar yang membuat saya mengerti bahwa ada anggapan di masyarakat bahwa jilbab membuat seret jodoh (menarik ya! Semoga anggapan itu sudah mulai luntur, karena saya dengar komentar dari mamah sudah hampir 8 tahun yang lalu). Lantas apa hubungannya dengan tingkat 2 mahasiswa? Kalo itu malah saya belum sempat nanya ke mamah, cuma bisa berhipotesa :p.

Nah, balik lagi ke pertanyaan2 diatas. Lalu apa jawaban saya terhadap pertanyaan2 tadi, maupun anggapan2 dalam masyarakat tersebut?
Bagiku, dari pengalamanku selama ini, ya jawabannya insyaAllah sudah jelas. Jilbab tidak membatasi, dan anggapan2 tersebut salah. Jawaban mantap kayak gini memang hanya bisa diberikan oleh orang2 yang sudah merasakan sendiri hehe. Dan banyak yang punya anggapan salah tentang jilbab, belum pernah mencobanya sendiri!
Mari kita uraikan satu-satu.

Membatasi dalam hal sekolah? Toh banyak wanita berjilbab yang jadi doktor atau professor. Banyak juga kutemui wanita-wanita berjilbab yang berprestasi. Dari pengalamanku sendiri, berjilbab bisa juga dapat visa kuliah di LN. Bisa juga kok dapat nilai bagus, bisa juga jadi asisten dosen, bisa juga dapat kepercayaan dari dosen-dosen. Bisa juga diundang presentasi ke forum2 dalam dan luar negeri, bisa juga diundang jadi narasumber. So, membatasinya dimana?
Membatasi dalam berorganisasi? Banyak juga wanita berjilbab yang memimpin organisasi. Saya juga mempunyai pengalaman yang sama. Bisa juga diundang dalam forum-forum nasional dan internasional. So?

Membatasi dalam mendapatkan pekerjaan? Aduh, banyak koq wanita berjilbab bekerja. Saya sendiri kerja di perusahaan asing, no problem tuh.
Kalo tidak dapat kerja jangan nyalahin jilbab dong. Lagian tidak pake jilbab juga banyak yang tidak diterima kerja koq. Kalo memang pernah ditolak kerja gara-gara jilbab (saya pernah punya pengalaman ditolak part-time), ya itu ujian dari Allah. Dan pastikan anda harus lulus!!!:)
Setiap orang kan ujiannya beda-beda, siapa tahu waktu itu lewat jilbab.
Yang jelas, tidak setuju kalo jilbab membuat kita tidak bisa bekerja. Toh buktinya bahwa wanita berjilbab yang bekerja sudah banyak kan?

Membatasi dalam bergaul? Ok, kita bicara dari pengalamanku ni ya. Sama sekali ga membatasi tu. Saya punya banyak teman dari berbagai negara dari ivory coast sampai tonga atau samoa, dari jewish sampai yang ga punya agama, dari gay sampai lesbi (yang bener? hehe), pokoknya saya punya banyak temen yang gaya dan prinsip hidupnya berbeda dengan saya, tapi tetep aja tu temenan. Dan surprise-nya, justru teman-teman itu kalo sedang punya masalah, curhatnya ke aku, dan aku jadi sadar bahwa manusia tu punya fitrah, dan yang bisa men-guide manusia sesuai fitrahnya tuh ya Islam. Kadang jelas banget masalah2 yang mereka hadapi itu sumbernya karena mereka ga punya guidance of life. Dan sering dengar komentar dari mereka, "Bener juga ya Meg prinsipmu. Aku jadi ngerti kenapa kamu...bla...bla".
Saya sering maen ma temen2, abis ngobrol, mereka berangkat clubbing. Dan sampai saat ini belum pernah ikut sih hehe.
Pokoknya dari pengalaman saya sih, justru mereka itu akan sangat menghargaimu dan prinsip2 hidupmu.

Kalo membatasi dari pergaulan yang salah, ya malah bagus kan? Mabuk-mabukan, sex bebas dll.
Sampai saat ini saya belum pernah clubbing ya mungkin karena jilbab juga lho. Sebetulnya sering mikir, pingin sekali-sekali ikut pergi..hehe, pingiiin tau! Terakhir kemarin malem ni, temen2 pergi clubbing, tapi akhirnya aku ga ikut, karena capek banget abis dinner party ma mereka. Pokoknya kalo mo clubbing tu mikirnya pasti capek tuh lho, kan mesti sampai pagi. Lagian males banget bawa pulang temen2 yang mabuk. Ah tidak...!

Membatasi jodoh? Kalo dibatasi jadi mendapat jodoh yang baik kan gpp kan. Mempermudah seleksi. Wis tenan kalo masalah ini benar-benar terbukti efektivitasnya hehe. InsyaAllah jadi ga diganggu cowok iseng deh.
Oh ya 10 hari terakhir ini aku dapat pengalaman menarik. Ada 3 cowok minta dibantuin cari jodoh (tapi aku bukan biro jodoh-red). Dan 3 cowok tersebut standard lah, suka flirting, suka merayu cewek, peluk sana peluk sini gitu lah. Tapi surprise-nya, ketika aku tanyain kriteria mereka, koq ya kriteria mereka tuh "gadis baik2", bukan tipe cewek2 yang bisa di-flirting-in ma mereka. Jadi ketika aku mengajukan nama2 cewek di lingkungan pergaulan mereka, langsung bisa out semua gitu. "Cewek yang bs diajak jalan dan diajak menikah kan beda, Meg". Oh I see..., batinku. Jadilah susah banget nyariin jodoh buat mereka, sedang di satu sisi pingin bantu sih, kayaknya sudah desperate gitu mereka hehe. Lagian sepertinya mereka bisa kembali pada" jalan yang benar". :D Ada yang tertarik? Tiga-tiganya bukan orang indonesia dan bukan orang Jepang, bersedia menikah with any nationality hehe.

Membatasi dalam hal apa lagi ya? Having fun? Hehe bisa aja lagi. C`mon, we are happy and having fun too.

Sudah terlalu lama jilbab disalahartikan. For those who are seeking only His Grace and affection, InsyaAllah you will find peace in your heart. InsyaAllah, jilbab itu anugerah dan kasih sayang Allah untuk perempuan.

Wah mega sudah bisa ngomong begini dengan mantapnya, diblog lagi hehe, semoga mulai saat ini pun bisa menghadapi ujianNya dengan sebaik-baiknya. Untuk saudara-saudara muslimahku, sudah saatnya kita buktikan eksistensi kita. Untuk saudara-saudara muslimahku yang hidup menjadi minoritas, keep on fighting!

"kita berusaha yang terbaik, dan insyaAllah Allah pasti kasih kemudahan"

Oh ya bener tu Allah pasti kasih kemudahan, yang saya sebutkan tadi kan cuma fakta-fakta ya. Tapi sebetulnya akan banyak "romantisme" denganNya dalam prosesnya. Pokoknya it is amazing, and sometimes unbelieveable deh tentang gimana Allah memudahkan jalanmu. Find it out by yourself!

Mega
-semoga bisa sedikit menjawab request selama ini-
 
Lilypie Maternity tickers