Tuesday, August 19, 2008

Jilbab is my freedom!

Apa jilbab tidak membatasi, mba? Apa jilbab tidak mengurangi eksistensi kamu di masyarakat? Apa jilbab tidak mengurangi kesempatan yang sebenarnya lebih luas bagimu?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sudah sering saya dapatkan. Bahkan sejak saya belum pakai jilbab, saya sudah sering dengar dari mamah tentang anggapan jilbab yang membatasi. Mamah pernah bilang, "Pake jilbab kalo sudah menikah saja" dan suatu saat komentarnya berubah menjadi, "Pake jilbab setelah tingkat 2 kuliah saja". Komentar yang membuat saya mengerti bahwa ada anggapan di masyarakat bahwa jilbab membuat seret jodoh (menarik ya! Semoga anggapan itu sudah mulai luntur, karena saya dengar komentar dari mamah sudah hampir 8 tahun yang lalu). Lantas apa hubungannya dengan tingkat 2 mahasiswa? Kalo itu malah saya belum sempat nanya ke mamah, cuma bisa berhipotesa :p.

Nah, balik lagi ke pertanyaan2 diatas. Lalu apa jawaban saya terhadap pertanyaan2 tadi, maupun anggapan2 dalam masyarakat tersebut?
Bagiku, dari pengalamanku selama ini, ya jawabannya insyaAllah sudah jelas. Jilbab tidak membatasi, dan anggapan2 tersebut salah. Jawaban mantap kayak gini memang hanya bisa diberikan oleh orang2 yang sudah merasakan sendiri hehe. Dan banyak yang punya anggapan salah tentang jilbab, belum pernah mencobanya sendiri!
Mari kita uraikan satu-satu.

Membatasi dalam hal sekolah? Toh banyak wanita berjilbab yang jadi doktor atau professor. Banyak juga kutemui wanita-wanita berjilbab yang berprestasi. Dari pengalamanku sendiri, berjilbab bisa juga dapat visa kuliah di LN. Bisa juga kok dapat nilai bagus, bisa juga jadi asisten dosen, bisa juga dapat kepercayaan dari dosen-dosen. Bisa juga diundang presentasi ke forum2 dalam dan luar negeri, bisa juga diundang jadi narasumber. So, membatasinya dimana?
Membatasi dalam berorganisasi? Banyak juga wanita berjilbab yang memimpin organisasi. Saya juga mempunyai pengalaman yang sama. Bisa juga diundang dalam forum-forum nasional dan internasional. So?

Membatasi dalam mendapatkan pekerjaan? Aduh, banyak koq wanita berjilbab bekerja. Saya sendiri kerja di perusahaan asing, no problem tuh.
Kalo tidak dapat kerja jangan nyalahin jilbab dong. Lagian tidak pake jilbab juga banyak yang tidak diterima kerja koq. Kalo memang pernah ditolak kerja gara-gara jilbab (saya pernah punya pengalaman ditolak part-time), ya itu ujian dari Allah. Dan pastikan anda harus lulus!!!:)
Setiap orang kan ujiannya beda-beda, siapa tahu waktu itu lewat jilbab.
Yang jelas, tidak setuju kalo jilbab membuat kita tidak bisa bekerja. Toh buktinya bahwa wanita berjilbab yang bekerja sudah banyak kan?

Membatasi dalam bergaul? Ok, kita bicara dari pengalamanku ni ya. Sama sekali ga membatasi tu. Saya punya banyak teman dari berbagai negara dari ivory coast sampai tonga atau samoa, dari jewish sampai yang ga punya agama, dari gay sampai lesbi (yang bener? hehe), pokoknya saya punya banyak temen yang gaya dan prinsip hidupnya berbeda dengan saya, tapi tetep aja tu temenan. Dan surprise-nya, justru teman-teman itu kalo sedang punya masalah, curhatnya ke aku, dan aku jadi sadar bahwa manusia tu punya fitrah, dan yang bisa men-guide manusia sesuai fitrahnya tuh ya Islam. Kadang jelas banget masalah2 yang mereka hadapi itu sumbernya karena mereka ga punya guidance of life. Dan sering dengar komentar dari mereka, "Bener juga ya Meg prinsipmu. Aku jadi ngerti kenapa kamu...bla...bla".
Saya sering maen ma temen2, abis ngobrol, mereka berangkat clubbing. Dan sampai saat ini belum pernah ikut sih hehe.
Pokoknya dari pengalaman saya sih, justru mereka itu akan sangat menghargaimu dan prinsip2 hidupmu.

Kalo membatasi dari pergaulan yang salah, ya malah bagus kan? Mabuk-mabukan, sex bebas dll.
Sampai saat ini saya belum pernah clubbing ya mungkin karena jilbab juga lho. Sebetulnya sering mikir, pingin sekali-sekali ikut pergi..hehe, pingiiin tau! Terakhir kemarin malem ni, temen2 pergi clubbing, tapi akhirnya aku ga ikut, karena capek banget abis dinner party ma mereka. Pokoknya kalo mo clubbing tu mikirnya pasti capek tuh lho, kan mesti sampai pagi. Lagian males banget bawa pulang temen2 yang mabuk. Ah tidak...!

Membatasi jodoh? Kalo dibatasi jadi mendapat jodoh yang baik kan gpp kan. Mempermudah seleksi. Wis tenan kalo masalah ini benar-benar terbukti efektivitasnya hehe. InsyaAllah jadi ga diganggu cowok iseng deh.
Oh ya 10 hari terakhir ini aku dapat pengalaman menarik. Ada 3 cowok minta dibantuin cari jodoh (tapi aku bukan biro jodoh-red). Dan 3 cowok tersebut standard lah, suka flirting, suka merayu cewek, peluk sana peluk sini gitu lah. Tapi surprise-nya, ketika aku tanyain kriteria mereka, koq ya kriteria mereka tuh "gadis baik2", bukan tipe cewek2 yang bisa di-flirting-in ma mereka. Jadi ketika aku mengajukan nama2 cewek di lingkungan pergaulan mereka, langsung bisa out semua gitu. "Cewek yang bs diajak jalan dan diajak menikah kan beda, Meg". Oh I see..., batinku. Jadilah susah banget nyariin jodoh buat mereka, sedang di satu sisi pingin bantu sih, kayaknya sudah desperate gitu mereka hehe. Lagian sepertinya mereka bisa kembali pada" jalan yang benar". :D Ada yang tertarik? Tiga-tiganya bukan orang indonesia dan bukan orang Jepang, bersedia menikah with any nationality hehe.

Membatasi dalam hal apa lagi ya? Having fun? Hehe bisa aja lagi. C`mon, we are happy and having fun too.

Sudah terlalu lama jilbab disalahartikan. For those who are seeking only His Grace and affection, InsyaAllah you will find peace in your heart. InsyaAllah, jilbab itu anugerah dan kasih sayang Allah untuk perempuan.

Wah mega sudah bisa ngomong begini dengan mantapnya, diblog lagi hehe, semoga mulai saat ini pun bisa menghadapi ujianNya dengan sebaik-baiknya. Untuk saudara-saudara muslimahku, sudah saatnya kita buktikan eksistensi kita. Untuk saudara-saudara muslimahku yang hidup menjadi minoritas, keep on fighting!

"kita berusaha yang terbaik, dan insyaAllah Allah pasti kasih kemudahan"

Oh ya bener tu Allah pasti kasih kemudahan, yang saya sebutkan tadi kan cuma fakta-fakta ya. Tapi sebetulnya akan banyak "romantisme" denganNya dalam prosesnya. Pokoknya it is amazing, and sometimes unbelieveable deh tentang gimana Allah memudahkan jalanmu. Find it out by yourself!

Mega
-semoga bisa sedikit menjawab request selama ini-

12 comments:

atma said...

sebagai yg sedang mencari jodoh.. eh bukan.. sebagai yg sedang dalam proses mencari tahu siapakah yang sudah dituliskan untuk menjadi istriku, menurutku justru sebaliknya. (???)

"ketidakjilbaban justru membatasi jodoh".

setidaknya sering banget aku tertarik pada beberapa pribadi (ketika aku melakukan pengamatan), namun kulewatkan saja dengan entengnya (padahal kecantikan gak kurang2) karena mereka tidak berjilbab (atau setelah disimulasikan oleh otakku mereka sepertinya susah u/ diarahkan berjilbab).

ada juga, padahal semuanya dah oke, cantik, menarik, deg2an deh kalo ketemu, alhamdulillah sudah melihatnya jilbabab..eh, tapi kok kelakuan masih belum dijilbabi ya.. hehhh (menghela nafas, perjalanan masih harus berlanjut)

satu lagi, aku masih bingung..ada yang kurang konsisten dalam berjilbab..kadang liat berjilbab, tapi kok foto unjilbabnya beredar dimana2.. "apa mereka ini gak mau aku hormati kali ya??"

penghormatan tertinggiku ke wanita (diluar bahasan 'ibu') adalah bagi mereka yg berjilbab dan kelakuannya juga berusaha dia jilbabi.. apalagi jika dia berada di situasi yg tidak memudahkan dia u/ berjilbab. wah, hebat banget dirimu...
pokoke aku lindungi dirimu dari mataku yg suka keindahan ini, kecuali sampai dirimu menjadi istriku (hayah :P)

dan sebetulnya kind of iri sama perjuanganmu..

perempuan-perempuan berjilbab

kmun said...

Halo..ini mbak mega ya? Aku marsha(angkatan 15), mungkin mbak mega lupa ya soalnya kita cuma pernah ketemu sekali sebentar di Media Centre pas kunjungan mbak mega ke APU terakhir ini. aku lg browsing2, trus ga sengaja nemuin blog mbak..

trus aku baca post ini..wah keren bgt deh..sampe terharu hehe...meskipun aku ga seagama, tapi aku kagum bgt sama prinsip2 mbak yg luhur ini..jarang lho ada org yg spt mbak..ayo smangat trus mbak.tulis trus donk mbak..byar banyak org bisa ikut terinspirasi :)

salam kenal
marsha

Megarini Puspasari said...

To Atma: emang bener koq perilaku juga harus dihijabi, kalo hijab jilbab sekedar trend wah mungkin artinya lain. Kalo di negara dmana Islam minoritas, semoga pake jilbabnya ga sekedar trendnya, karena ga mudah hehe. Walo awalnya trend-pun nanti terseleksi alam deh, soale pandangan dari masyarakat sekitar bahwa kamu "representasi muslim" membuat mereka banyak bertanya pada kita, dan menuntut kita untuk menambah ilmu sebanyak2nya.

To Marsha: wah salam kenal, sepertinya aku ingat :). Makasih ya commentnya. Setiap orang punya prinsip dan tantangan masing2. Ketika kita berjuang mempertahankan prinsip/ ato yg kita percayai, hidup jadi lebih bermakna..hehe.Semoga..
Mpe ktemu lg, nnt kalo ktemu nyapa ya.

mega

Anonymous said...

Meg...setuju Meg. Memang jilbab itu udah terlalu diunderestimate.
Tetep erjuang ya Meg!
Pengen ketemu lagi sama kamu disana...

Megarini Puspasari said...

Im, aku tunggu dikau dsini:). Besok rabu ini Lia mo ke osaka lho, nginep tmpku hehe. Kapan ya kamu maen... aku tunggu.
Btw, teman2 masih ingat ceritaku ttg 3 pria mencari jodoh? Salah satu pria tersebut hari ini dia mengirim email padaku laporan bahwa dia mulai "jalan" ama gadis yg jg menjadi rekomendasiku. Langsung deh kubales emailnya dan kukatakan, "wah kamu berhutang surga dunia padaku" hehe... becanda ding. But really I am happy for them. Bakat jg aku jadi biro jodoh :D. , tidak ding, sebetulnya, ak suka bingung kalo dimintai tlg. Tapi seneng jg y kalo berhasil (berhasil dgn sebenar2nya).

atma said...

meg..meg, nek gitu aku ndaftar biro jodohnya lagi ^___^ (hehehe)

Anonymous said...

He3x..

Kalo yang dipake sebagai contoh pemakai jilbab itu dirimu meg, ya ga fair.

Harusnya silakan dibandingkan, misal mega kalau ga bisa pake jilbab bisa apa aja. (Tentunya atas perintah mamah, bisa jadi putri bantul :-p). Dibandingkan sama kondisi sekarang pake jilbab.

Atau misal, seorang perempuan, belum kerja, lulusan sma. Jika pake jilbab dia bisa apa, kalo ga pake jilbab dia bisa apa. He3x.

Tentunya ga akan bisa.

Paradigma keimanan memang ruwet kalo di-utak-atik-gathuk.

atma said...

ojo ngono gun, sopo ngerti mega nulis kuwi kan nggo nggolekne aku jodho :D ~hehehe

ya, mungkin gak bisa gun, tapi aku yakin dia akan bisa dapet yg lebih baik dari yang tidak dibisai itu karena dia berjilbab.

tak dukung perjuangan jilbab kalian!

nek ruwet mungkin jik bermasalah dgn keimanannya tuh :)) peace lho gun... (no offense)

Megarini Puspasari said...

wah Ma, aku kan ra begitu mengenal kandidat2 di sekitarmu :). Btw tapi cowok itu menjalani "training" dulu dariku lho hehe, dan menurut pengakuannya menyiksa. masih mau?
Tapi bener aku ga pede njodo2in gini, lha diriku aja blm married. Blm punya kualifikasi lah.
Btw, cowok 2 yg blm dapet, ngejar2 terus lagi. "any progress?" / "do you have good news for me?" itu aja yg ditanyain.

to Igun: Coba ambil sample sebanyak2nya lah Gun :p hehe, semoga aja hasilnya ttp sama. Nek aku, coba ga pake jilbab dsini, ck..ck banyak kemungkinan tergelincir ke "peluang" yang semu. Wah pokoke aku isih sering merasa gini, "Wah koq pgn ya ikutan itu, coba kalo aku ga pake jilbab PASTI dah ikut deh!":p

atma said...

hehe..(itu just kidding kok meg)

klo ga pede, trainingnya (thok) aja boleh tuh...
insyaAllah aku mau mencobanya.. (tantangan tanpa reward adalah tantangan yang menantang)

(setidaknya dgn begitu aku dah menambah satu lagi "usaha". dimana semakin keras dan banyak usahaku, insyaAllah semakin pede aku memohon Allah u/ "mempertemukanku" dengan si dia yg aku masih belum tau siapa orangnya itu)

thxb4

Anonymous said...

meg...meg...meg...
aku yo gelem digolekke...
;p

Megarini Puspasari said...

hmm... Im, tenane? tak anggep serius lho nanti. hehe

 
Lilypie Maternity tickers