Wednesday, May 18, 2005

Today's lesson

Hari ini masih mellow nih, kawan..!!

Hari ini i tried to fix hub. ku dengan seorang temen. Masalahnya bukannya aku marah ma dia, tapi kayaknya dia yang lagi super bete ma aku. dan seingetku ini deh first time aku "didiemin" seseorang. Ok, not to mention what the problem is, tadi pas kita bicara n tried to reconciliate the situation, banyak ditemuin ... hal2 seperti : maksudku gini.. dia nerimanya begitu, maksudnya begitu.. aku nerimanya begini. Banyak banget misunderstandingnya... trus aku jadi mikir.. saking banyaknya, aku jadi keinget... kalo hubungan antara dua orang itu ... lagi ga baik, apa setan juga ikut campur tangan memperburuk situasi ya, membuat kayaknya masalahnya makin parah gt.

Makanya... Rasulullah bilang, ga boleh kita marahan ma sodara kita lebih dari 3 hari. Dan betul-betul..., emang kalo kelamaan yah jadinya kayak yang apa aku rasain hari ini. the problem..jadi so complicated.

tapi after talked to him today.. ada yang lega. Walo.. kayaknya belum clear semuanya.
Really wants to get everything clear soon, semoga....

ps : buat setan : plz stay away from us.

Friday, May 13, 2005

Taiyo No Ie 2

Tepat 1 tahun setelah kepergianku ke Jepang tahun 2001, aku berkesempatan kembali ke Jepang. Kali ini agaknya dalam rentang tahun lebih lama, 4 tahun rencana studinya. Kekagumanku akan cara orang Jepang `ngowongke` mereka2 yang biasa kita sebut disabled person semakin bertambah. Selama 1 tahun pertama namun, tidak ada something really special related to disabled person.. yang personally for me. Hingga tiba saat, aku pindah ke sebuah desa kecil, kamegawa namanya. Kamegawa adalah desa terdekat dari kampus, sekitar 13 menit dengan bis. Di desa itu tepatnya aku tinggal di dusun furuichimachi. Nah di dusun itulah… mega jadi sering ketemu orang dengan kursi roda, orang dengan gaya jalan yang aneh, orang yang ngomongnya susah…, hampir tiap hari. Pertamanya sih bener2 heran. Apalagi pas aku ke bank yang juga terletak di wilayah itu, eee… beberapa pegawainya adalah orang2 di kursi roda. Giliran belanja ke supermarket pun, para pegawainya lebih banyak lagi… yang modelnya aneh2. Trenyuh ga sih… kan kalo kita belanja di supermarket… abis bayar n mau pulang kita diteriakin…`arigato gozaimashita`… nah di supermarket itu… teriakannya lebih mirip desisan panjang susah dicerna `a..to…ma..ta. Itu pun sudah penuh perjuangan dari orang2 itu.
Ato di suatu pagi, aku telat bangun. Bener2 agak bete, hampir telat gt kuliahnya. Eh pas buka pintu…. Yah hujan. Gemes banget deh, tapinya… udahlah aku pikir dah ga ada waktu ambil payung. Jadilah aku pergi kuliah ambil manyun… dan agak2 gondok kehujanan. Nah di tengah jalan nih, tiba2 dari ujung jalan … tampak nenek dengan kursi roda, yang bikin trenyuh… dia tuh kan menjalankan kursi roda dengan dua tangannya. Nah gimana cara dia pegang payungnya? Caranya tuh… dia pake ikat pinggang… dan dicantolkannyalah payungnya di ikat pinggang itu. Udah gitu… senyumnya dan semangatnya itu loh…. masyaAllah. Pas kita papasan… dia menyapa manis sekali…`ohayoooo gozaimasu!`. Aku yang lagi kena penyakit bete langsung… ilang betenya. MasyaAllah… Allah tuh paling jago kasih semangat hambaNya yah… dan tentu saja dengan cara yang ga diduga2. Ngeliat nenek itu aku jadi malu, lha wong dia yang jalan pun harus dengan kursi roda, pegang payung pun susah… masih bisa bersemangat… kenapa aku yang bisa berlari mengejar bis, dan pegang payung erat2… masih susah bersyukur yah.
Intinya... Dari `mereka-mereka` lah aku belajar lagi cara bersyukur. Melihat semuanya dengan kacamata keiklasan dan prasangka baik.
Oh ya.. aku ingat satu hal lagi. Aku tahu seorang ibu yang tinggal di apartemen dekat kereta api. Seringkali aku melihat ibu.. itu mengendarai mobil... dengan seorang anak yang kira2 umurnya 18 tahunan... .Tapi agaknya anak itu masih harus pake pampers dan celemek. Suatu hari aku melihat mereka berdua sedang mengendarai mobil. Di jok belakang mobilnya terlihatlah berbagai macam belanjaan. Yang paling jelas terlihat adalah pampers2 yang kayaknya mereka beli banyak sekali. Nah pas mobil mereka nyampe di depan apartemen mereka, ibu itu segera membelokkan mobilnya ke halaman apartmennya...nah tepat saat itu juga sebuah mobil pengantar paket sedang atret mo keluar halaman apartmen itu. Jadilah mobil sang ibu harus mengalah... dan mundur dulu kembali ke jalan. Sang anak yang melihat kejadian itu tuh ketawa ngakak, sedangkan ibunya pun akhirnya ikut ketawa..., lepas sekali. Mereka berdua agaknya sangat menikmati kejadian itu… hingga bisa asyik berdua terbahak2...sedang aku bingung..emang lucu yah kejadian kayak gt tadi. Tapi dibalik itu... aduh rasanya aku terharu banget…. Cara setiap orang menikmati kebahagian itu berbeda-beda ya. Tak perlulah kita gila ingin keliling dunia, ingin kaya raya... agar bahagia. Kadang hal2 kecil dengan caranya yang indah menyelipkan rasa humor yang luar biasa. Rasanya terharu banget...ibu tersebut bisa menikmati waktunya dengan sang anak, yang walaupun kalo kita menyangka... pasti berpikir... berat banget ya.. punya anak yang sampe 18 tahun pun belum bisa ke belakang sendiri dengan benaaar.

Mau tau kenapa di dusun Furuichimachi... banyak kutemui orang2 seperti mereka? Benar.., akhirnya aku tau… bahwa di dusun itulah, sekitar 500 m dari rumahku… berdiri apa yang namanya TAIYO NO IE.
Taiyo no Ie adalah tempat kerja buat “orang-orang seperti mereka”. Seperti misalnya yang di kamegawa itu kayaknya didirikan oleh SONY dan Omron. Jadi perusahaan itu ngeluarin duit buat bikin supermarket atau bank atau apa gitu...dimana memprioritaskan “orang-orang seperti mereka” untuk bekerja disitu. Kadang disediakan juga asrama dan rumah buat mreka. Keren yah konsepnya. Aku tau satu taiyo no ie lagi di hiji-machi, itu yang bikin HONDA.

Jadi nanti kalo mampir ke apartemenku jangan kaget ya...

Sekali lagi... inilah pelajaran untuk bersyukur, kawan!

Fabiayyi Aalaaa irobbikumaa tukaddzibaan….
Dan nikmat mana lagi yang engkau dusatakan?

Wednesday, May 11, 2005

Taiyo No Ie 1

Perkenalanku dengan kalangan disabled person community di Jepang berawal lebih dari 3.5 tahun yang lalu, ketika aku masih berstatus siswa pertukaran pelajar SMA di Jepang. Waktu itu selama hamper 1 bulan, mega dan gank J-ASEAN 2 tinggal di NYC (National Youth Center) Yoyogi, Tokyo. Karena tinggal di kompleks NYC itulah tiap hari pun mega juga makan di cafeteria NYC. NYC memang ramai, berbagai macam orang yang sedang melakukan berbagai kegiatan, dari renang, lari, olahraga macem2, sampe ikebana, tea ceremony, berkumpul di NYC. Oleh karena itu juga, tiap makan di NYC, mega juga ketemu orang yang bermacam2. Salah satu komunitas yang memanfaatkan cafeteria NYC adalah sekelompok orang yang masing2 duduk tak berdaya dikursi roda, dan didorong oleh orang lain entah perawatnya, saudara, atau orang tuanya. Kelompok inilah yang dengan bahasa umumnya sering disebut sebagai disabled person. Beberapa kali mega melihat mereka hadir di cafeteria NYC bareng dengan kita makan, lama2 kemudian mega pun jadi hafal jadwal mereka datang. Bahkan lama2 paham juga, kalo mau datang bareng mereka, itu artinya aku harus memperlambat sedikit jadwal makan siangku.
Pertama kali lihat mereka… jujur saja sempat shock juga. Kenapa? Tadi kan aku bilang secara bahasa umum mereka disebut disabled person …, nah lebih detailnya komunitas yang suka datang ke NYC bareng makan siang kita ini… bukannya yang secara fisik tak sempurna… namun kebanyakan yang secara mental tidak sempurna. Muka boleh berumur 25 tahun, tapi cara mereka makan masih pake celemek, disuapin, dengan banyak kali memuntahkan makanannya kembali. Secara fisik pun banyak yang tak sempurna, untuk mengangkat tangan,… bahkan untuk mengangkat kepala sendiri pun tak mampu, apalagi berdiri. Tentu saja di NYC mereka diberi tempat tersendiri, yang agak terpisah dengan pengunjung lainnya. Yah maklumlah, sapa sih yang bisa makan enak.. kalo di depan kita ada pengunjung yang muntah2 atau ngompol tiba2. Kebetulan saja aku waktu itu memergoki mereka datang, jadi aku tau kehadiran mereka. Ceritanya waktu itu aku sedang nambah makanan (mega nambah gitu lho, tepuk tangan dulu dong… plok..plok..plok), kan makanannya ada yang prasmanan gt, nah kebetulan rombongan kursi roda itu datang, nah tepat pas itu kalo ga salah inget…(maklum lupa nih) ada yang muntah2…. Jadi keinget banget kejadian itu, aku liat salah satu dari mereka muntah2. wah jujur aja waktu itu trus ga jadi nambah makanan… hehe. Tapi sejak hari itu… aku jadi mengamati rombongan itu datang, malah mengambil posisi yang bisa mengintip kegiatan makan mereka yang sungguuuh… membuatku semakin memujiNya yang teramat Agung. Ya Allahku…
Dari kunjungan pertamaku ke Jepang itu aku jadi tahu Jepang sangat menghargai dan nguwongke `orang-orang` seperti mereka (pake istilah orang2 dalam tanda petik aja ya, aku ga nyaman pake kata disabled person nih, n blum nemu kata yang bagus). Ada toilet khusus `orang-orang` seperti mereka, bis khusus, tempat duduk khusus, ruangan khusus, penyeberangan jalan dan lift yang memberi solusi keterbatasan mereka. Luar biasa. Terlebih dari itu, mereka exist dalam masyarakat. Contohnya aja mereka ga malu jalan2 sampe NYC gitu. Dan aku rasa, masyarakat Jepang sendiri tidak menganggap mereka as miserable person gitu loh, they respect them as human being. Coba bandingakan dengan Indonesia? Kenapa aku jarang2 liat orang seperti mereka? Apa Indonesia is so lucky not having many people like `them`? Ato … kalo seandainya sebuah keluarga punya anak seperti itu… akan disembunyikan… karena malu?
Atau mereka ditampung in the secret place, far apart from our normal society?

continued

Wednesday, May 04, 2005

simple but WondErFuL!!

Hari ini … sungguh mengesankan. Allah menunjukkanku sesuatu yang simple tapi berarti. Ceritanya nih.. mega ikutan okaasan n otousan jenguk temennya yang sakit di RS. Tadinya mega ogah-ogahan buat ikut, bukan apa2, PRku banyak banget. Tapi akhirnya, daripada di rumah sendiri, mending ikutan, toh di mobil bisa tidur, seklaian pulangnya mau ambil barangku yang masih ketinggalan di apartemen lama.
Awalnya … sampai di byouin sih biasa2 aja. Orang yang sakit (aduh jenenge sopo ya? Aku panggilnya ojisan) menemui kita di ruang santai. Di ruangan itu ada kursi2, sofa, lemari es, dan televise. Kita duduk berempat, okaasan, otousan, ojisan, dan aku. Pertama2 tentu saja okaasan memperkenalkan aku… `Ini mega, pelajang asing yang kuliah di APU, sekarang homestay di rumah kita`.
`Oya.., `ojisan nampak terkesima… Trus pembicaraan pun mengalir …, dari mulai ngomongin aku, sekolahku, dll… sampai masalah gempa bumi… , agama wah banyak deh. Okaasan yang udah dapet cerita macem2 ttg Indonesia dari aku, mulai bercerita. Dia ngomongin gimana rasanya sambal Indonesia, Kare Indonesia yang berbeda dengan kare Jepang, trus bedanya bagaimana, ngomongin kenapa aku pake jilbab, trus aku yang ga makan babi. Okaasan juga mendemonstrasikan bilang terimakasih dan sama2. Di tengah pembicaraan seorang nenek tua, meminta izin duduk di meja kami, tampaknya dia ingin gabung berdiskusi. Tapi okaasan terus saja berbicara … tanpa memperdulikan sang nenek. Ketika sang nenek angkat bicara pun, okaasan tidak begitu memperdulikan, sambil memasang raut muka, `ikut campur aja sih`, Sampai akhirnya ketika membicarakan bantuan buat aceh, sang nenek dapat memanfaatkan kesempatan dengan tepat. Dia berkata `Mahasiswa APU ya, waktu kapan itu kan keluar di TV ketika boukin katsudou.`. Aku mengiyakan, okaasan dan otousan mengiyakan sambil memperlengkap ceritanya … sedangkan ojisan lagi2 terkesima..`Oya…?` begitu katanya. 15 menit kemudian seorang kakek bergabung dengan kami, dia ikut membicarakan betapa harga barang di Indonesia sangat murah. Kami membandingkan harga coca cola disini dan di Jepang. Kemudian mereka bertanya padaku, berapa harga tiket pesawat ke Indonesia, berapa biaya hidup sebulan, dan karena okaasan ngebet banget pingin massage, dia juga tanya berapa harga kalo massage di Indonesia.
Kemudian seorang kakek bergabung lagi, seorang laki2 berkursi roda pun bergabung. Dan akhirnya waktu aku menengok kanan kiri…. Hmm… masyaAllah ternyata banyak orang bergabung… mendengarkan diskusi kami. Aku sampe kaget, it simply … wonderful! Mereka tampak menikmati mendengar cerita tentang seorang anak dari Indonesia .. belajar di Jepang, bisa bahasa jepang lagi, trus apa tuh… pake scarf yang katanya itulah kewajiban seorang wanita Islam. Lebih lanjut lagi, mereka menikmati pembicaraan tentang negara asal anak itu yang habis terkena bencana tsunami. Tidak nyampe disitu … agama sang anak juga dibahas tuntas, seorang ojisan menerangkan bahwa di Islam mereka berpuasa dalam bulan Ramadhan. Sedangkan yang lain terkaget2…`Ha… tidak makan?`. Kalo sudah gitu aku tersenyum dan angkat bicara, semuanya khidmat mendengarkan. Aku melaju, bak menceritakan… kehidupan yang bagi mereka … shinjirarenai.
Waktu berjalan cepat, makin banyak orang mendengarkan pembicaraan kami, lebih dari itu … aku merasa setidaknya cerita tentangku … membawa hiburan bagi mereka. Tentu saja… amat membosankan ya.. tinggal di RS. Dan hari ini, seorang anak dengan kehidupan yang bagi mereka tidak biasa… kebetulan datang. Ah… betapa Allah… menunjukan kuasanya, memberi kesempatan untukku.. secara tidak sengaja memberi sedikit hiburan … buat orang2 yang sedang beristirahat di RS. It is simple but wonderful.


Ketika kami pulang, hari mulai sore. Untung okaasan akhirnya ngajak pulang, kalo enggak … aku takut dimarahin perawat… karena ruang santai di sore itu jadi rame sekali. ;) Semoga cepat sembuh ya…semua.
 
Lilypie Maternity tickers