Sunday, June 17, 2007

Anak-anakku...

Setiap hari minggu, setidaknya aku punya 10 anak yang harus kuasuh. Yang paling kecil usia 3 tahun, sedang yang paling besar kelas 6 SD. Selepas sholat Dhuhur, anakku akan bertambah banyak, setidaknya 10 orang lagi akan datang. Dari rentang usia kelas 5 SD sampai SMP.
Kemudian kami akan bersama-sama berzikir, dari `astaqfirullah...`, Al-Ikhlas dkk, Ayatul Qursy, sampai Asmaul Husna.
Lama-lama mereka hafal juga doa-doa yang setiap minggu, kuminta mreka tirukan. Padahal huruf hijaiyah aja..., baru pada hafal sampai Dzal untuk anak2ku yang kecil, dan sudah hampir lengkap hafal untuk anak2ku yang besar. Anak2ku memang luar biasa ;D, mereka menghafal doa2 tersebut, bahkan sampai nada bacaku dan pemenggalannya. Ketika kemaren saya memenggal asmaul husna, `Wal malikul kudus`...padahal biasanya, `wal malikul kudusussalam..`, mreka langsung protes...hehe... `Sensei, koq beda toh?`...begitu katanya.
Setiap minggu, aku harus menempuh perjalanan 1.5 jam sekali jalan, yang artinya 3 jam PP untuk menuju tempat dimana aku bisa bertemu anak-anakku.
Semua komentarnya sama, `Jauh amat!`...lama2 aku gemas juga setiap orang berkomentar sama. Dan ternyata memang jauh, dan kuakui melelahkan.
Berulangkali aku berpikir untuk berhenti saja meluangkan waktu untuk anak2 itu. Capek, suara serak, dan ilmuku yang tak cukup... seakan mendukung rencanaku untuk berhenti.
Ketika aku menyanggupi mengajar mereka setiap minggunya, yang kutemui bukanlah anak2 manis, bs duduk benar di kursi. Tapi anak2 super aktif yang minta ampun susah diatur. Butuh pengamatan lama, untuk tau cara menjinakkannya, dan tentu saja memahami karakter tiap anak. Belajar bijaksana, memaklumi, melerai, dan marah pada saat yang tepat.
Kadang aku bertanya, kenapa harus aku yang mengajari tata krama, nilai islam kepada mereka, kenapa bukan ibu2 mereka.
Setiap minggunya, pelajaran diawali dengan latihan sholat. Berulang2 setiap minggunya, berharap mereka segera hafal doanya. Ada kebahagian luar biasa, ketika tahu mereka mulai menghafal doanya.
Berbagai cerita, dari Musa as, Rasulullah SAW, maupun cerita akhlak bergulir tiap minggunya. Diselingi tingkah interupsi mereka yang ada2 saja.
Capek? tentu saja, belum lagi kelas yang jadi berantakan tiap selesai pelajaran.
Ah, banyak sekali yang bisa kuceritakan.
Berulang-ulang aku berniat untuk berhenti, jikalau ada yang menggantikanku.
Mengajar Quran Class untuk anak2 yang datang dari berbagai negara, kebanyakan pakistan. Hampir semua anak adalah anak keturunan Jepang dan negara Islam. Setengah hanya bisa berbahasa Jepang, dan setengahnya hanya bisa berbahasa Inggris.

Namun, kenyataannya kegiatanku tiap minggu ini masih berlanjut. Akhirnya, anak2 itu kuanggap seperti anakku sendiri (walo belum punya anak sendiri :p), kudidik dengan segenap jiwa dan ragaku, karena aku yakin bahwa anak2 ini adalah amanah Allah untukku.

Suatu saat, akan sangat bahagia melihat anak2 tersebut tumbuh dewasa dengan akhlak islamnya, praktek ibadahnya, di tengah deru atheisme negara ini.

InsyaAllah

mega
-semangat!!!`

No comments:

 
Lilypie Maternity tickers