Naive..

Mungkin memang aku terlalu naif.
Yang menganggap aku akan bisa terus menjagamu, menunjukkan jalan untukmu, kau akan `baik-baik` bersamaku! Naif sekali, rasanya bisa tertawa kencang2 sekarang.
Dunia kita memang berbeda. Tak jauh beda, tapi toh kita mengakuinya, `Beda!`.
Tak jadi masalah, kau tetap berteman baik dengan teman2 dari duniaku, dunia yang kau anggap berbeda. Sangat baik, karena memang sbetulnya begitulah kau, katakanlah, `duniaku ini duniamu juga bukan?`. bagiku kau tetap sama, berkilau, seperti pertama kali aku menemukanmu.
Aku pun tak ragu masuk ke duniamu. Dan kau repot menjagaku. `Takut teman2mu melukaiku?` tenanglah, aku lebih kuat dari yang kau duga.

Jaga sholatmu, iya kau berjanji. Aku tau kau masih seperti dulu, `Ingat jangan pernah sentuh dunia2 itu..., dunia yang tepat di depan matamu, di sekelilingmu`. Dan kulihat kesungguhan dimatamu, `ga akan pernah, meg!`

Ketika waktu berlalu,
`Sholat yuk`....dan kau hanya tersenyum.
Aku tau mungkin kau butuh waktu, setelah rentangan waktu yang tak mempertemukan kita. Aku masih optimis, hanya masalah waktu!

Aku takut mengakui, lama2 tak kukenal dirimu. Nggak mungkin lah!
Mungkin aku yang terlalu naif, membiarkanmu dalam duniamu. Hanya sesekali dalam seminggu, memanggilmu datang ke rumah, untuk berbicara yang melembutkan hati, sekedar cari lega, tau kau masih sholat. hebat sekali aku, yang merasa bisa menjagamu!!!

Sholat, knapa ini yang kuributkan dari dulu. Jadi parameter keadaanmu, setelah lama tak bertemu. Apakah ini parameter yang benar!!!!
Maafkan aku, aku hanya berpikir, dalam hidup ini manusia tak mungkin meninggalkan sholatnya. Maafkan aku, semakin panjang penjelasanku, semakin lelah kau mendengarkanku..bukan.

Tidak, aku tau kau selalu mendengarkan aku.

Kini,
Apa kabar dirimu, sahabat?
Jangan pernah redupkan kilau itu,
kuharap kau tetap yang dulu.

Sholat yuk, ...

Jangan hanya tersenyum padaku.

mega
-merayakan persahabatan-