Catatan Juni 2005
Pagi ini, seperti biasa aku turun ke living room bawah, udah jam berangkat kuliah. Tak seperti biasanya, kudapati meja makan berantakan sekali, bukan itu saja, piring dan panci2 kotor tertumpuk belum dicuci. Bener2..tak seperti biasanya. Tambah tak seperti biasanya, karena tak kudapati bento makan siangku hari ini.
Malam pun ketika pulang, rumah masih dalam keadaan yang sama. Kaori tertidur lelap di depan TV, kayaknya kecapekan aktivitas sekolah seperti biasa. Okaasan dimana ya? Seharian ini belum liat okaasan. Aku bergegas ke kamar, meletakkan tas. Wakti melewati kamar okaasan, pintu kamarnya tertutup. Okaasan jam segini udah tidurkah? lagi2 aku bertanya dalam hati.
Akhirnya semua pertanyaanku terjawab juga, waktu aku menyiapkan makan malamku, okaasan datang. Wajahnya benar2 pucaaat...
"Mega, gomenne kyou bento nakute yuugohan mo mada tsukuttenai..! dou suru, okasaasan..tsukuru?" (Mega, maaf hari ini ibu ga bikin bento, makan malam juga belum masak. Gimana? mau dibuatin makan malam?)
'Okaasan sakit ya.. . Ga papa koq. Mega juga ini bs masak sendiri"
"Iya..nih, okaasan sakit. Tadi pagi tenggorokannya sakit banget!"
"Ini mega yang cuci piring ya..!"
"Ga..usah-ga usah. Okaasan sudah tidur jadi dah gapapa, okaasan aja yang cuci"
Tangan mulia itu bergegas menuntaskan cuciannya. Aku terbengong, knapa juga ga maksa okaasan biar istirahat..dan biar aku yang nyuci. Aku emang ga biasa basa basi yah.
Hari tanpa bento dan rumah berantakan berlangsung selama 2 hari. Dan selama 2 hari ini pula, aku baru sadar betapa sangat vitalnya peran ibu, dalam keluarga kecilku dsini. Okaasan yang cuci piring, yg cuci baju, yang bersih2 rumah, yang masak, dan juga kerjaaaa, semuaaaaaaa okaasan. Dan sekali okaasan.. sakit, udah deh semua ikutan kacau.
Peran ibu di keluarga Jepang emang vital banget ya. Aku heran, kalo aku pingin bantu gt koq kayaknya... pada bilang, "ga perlu, ada okaasan koq" begitu selalu kata kaori, host sister-ku. Jadi spt udah identik itu kerjaan ibu.
Terlepas dari itu, aku mau express my grateful untuk okaasan. Okaasanku yang pintar, yang udah sedia menghalalisasi banyak makanan di rumah, sehingga aku bisa makan. Yang udah belajar n jadi jago masak makanan indonesia, ah..okaasan... aku sayang okaasan.
Someday, meski mega dah balik indonesia, akan selalu ada tempat di hati ini buat okaasan, otousan, dan kaori, dan akan ada acara poelang kampoeng ke yamaga, akan ada napak tilas perjalanan kamegawa-bungotoyooka-yokoku-hiji-oga-kitsuki-nakayamaga-tateishi, beneran...nih sayang banget ma keluarga kecilku dsini. Oh iya.., ga lupa buat kuu-san si anjingku, yang udah menghormatiku dengan penuh pengertian.
Dan kemudian, yang paling penting, okaasan udah ngajarin aku...gimana sih pengabdian seorang ibu untuk keluarganya. Yah.. doain aja dong, someday, heyyy... i'll be a good mother also!
special untuk okaasan,
mega
ps: aku juga rindu ama mamah di Indonesia. Temen2.., pasti pada setuju kan ...kalo ibu tempatnya special di hati ini kaaan.
okaasan : ibu
otousan: ayah
bento : bekal makan
Monday, August 01, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Sayangnya ga semua orang punya nasib bagus kayak kamu, so ga semua orang sependapat ama kamu
bagus enggaknya nasib, tergantung dari kita memandang dan merasakannya.
aku pernah dengar kisah nyata ttg seorang ibu yang kejam pada anaknya sampai2 anaknya itu selalu merasa takut. akan tetapi dikemudian hari ternyata itu adalah nasib baiknya. kenapa? karena dari itu semua dia jadi bisa tahu dan belajar banyak hal yang salah satunya adalah arti dari ketulusan...
nasib buruk? ah, jangan terlalu dini untuk men-judge
assalamualaikum,
alhamdulillah, sng dgr kbr mega bk bgt di perantauan. semoga semakin disayang Allah dan umatNya.amin.
ie teh kunaon meg, meuni hideung pisan mblog na?
semangat terus!
wassalamualaikum
Post a Comment